SRAGEN–Salah satu Sekolah Dasar (SD) negeri di Jawa Tengah terancam tutup. Pasalnya sudah dua tahun terakhir SDN Sidoharjo 1, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah tak memiliki murid. Kondisi tersebut berdampak pada para guru yang biasanya mengajar di sekolah tersebut.
Karena ketiadaan murid, para pengajar SD tersebut hanya berkumpul di ruang guru. Kondisi miris tersebut pun dialami saat ini, lantaran 16 murid yang tersisa memutuskan pindah ke sekolah lain.
Dari pantauan Solopos.com pada Senin (22/7/2019), tidak ada aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) di gedung SDN Sidoharjo 1 yang cukup luas itu.
BACA JUGA: Curhat Kepsek SMP Negeri yang Sekolahnya Cuma dapat 5 Siswa
“Sudah dua tahun ajaran baru ini kami tidak mendapatkan siswa baru. Tahun lalu tidak ada siswa Kelas I, tahun ini juga demikian. Jadi, Kelas I dan II pada tahun ajaran baru kali ini tidak ada siswa,” ucap Kepala SDN Sidoharjo 1, V. Sri Murwan.
Sri menjelaskan SDN Sidoharjo 1 meluluskan tujuh siswa pada tahun ini. Sehingga membuat jumlah siswa SDN Sidoharjo 1 berkurang menjadi 16 siswa. Untuk mencari kuota tersebut, sekolah sudah berupaya menjemput bola ke permukiman warga untuk bersekolah di tempat tersebut, namun usaha itu tak membuahkan hasil.
“Kondisi geografis sekolah juga kurang mendukung. Setelah dibuka ringroad utara 10 tahun lalu, siswa di sekolah ini terus berkurang. Sekarang malah ada pintu tol sehingga membuat warga waswas untuk menyekolahkan anaknya ke sini karena jalanan semakin ramai oleh kendaraan,” papar Sri.
Bahkan, terakhir, 16 siswa yang tersisa memilih pindah ke sekolah lain pada tahun ajaran baru ini. Kondisi tersebut, tentu membuat Sri Murwani dan para guru kaget.
Sebelum hari pertama tahun ajaran baru pada Senin (15/7/2019) lalu, mereka menyambut antusias meski dengan jumlah siswa yang terbatas. Namun, mereka terkejut setelah menyadari tak ada satu pun siswa yang datang ke sekolah pada hari itu.
“Prediksi saya sekolah ini bakal ditutup dua tahun ke depan. Kelas VI masih ada delapan siswa, sementara Kelas V masih ada lima siswa. Sisanya, dua siswa di Kelas IV dan satu siswa di Kelas III. Kami benar-benar tidak menyangka kalau [penutupan sekolah] ini lebih cepat dari perkiraan,” kata Sri.
Lantaran tak ada siswa, Sri membujuk dua guru berstatus wiyata bakti mencari sekolah lain. Saat ini, Sri mengatakan masih ada lima guru yang terpaksa menganggur karena tidak ada siswa yang mau diajar. Bahkan, dua di antaranya berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
“Kami sudah melaporkan masalah ini ke Korwil (UPTD Disdikbud Sidoharjo). Sekarang masih masih menunggu keputusan dari dinas. Harapan kami, para guru ini bisa segera mengajar lagi di sekolah lain,” papar Sri Murwani.
BACA JUGA: Tangisan Guru SMP yang Sekolahnya Cuma dapat 2 Siswa
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Hadi Sutopo, mengatakan penutupan SDN Sidoharjo 1 sudah direncanakan beberapa tahun lalu karena sekolah itu selalu kesulitan mencari siswa baru. Menurutnya, para guru di SDN Sidoharjo 1 akan dipindah ke sekolah lain yang masih kekurangan guru.
“Mereka tinggal nunggu SK,” ucap Hadi Sutopo.
Selain di SDN Sidoharjo 1, lanjut Hadi Sutopo, ada dua sekolah lain yang bakal ditutup. Keduanya yakni, SDN Jetak 1 Sidoharjo dan SDN Ngebung 2 Kalijambe.
“Kami masih mengupayakan para siswa di dua SD ini bisa pindah ke SD lain yang terdekat. Sekarang masih kami kaji rencana penggabungan dengan SD lain,” ucap Hadi Sutopo. []
SUMBER: SOLOPOS