BENJAMIN Ladraa, seorang aktivis Swedia berusia 25 tahun, yang memulai perjalanan panjang dari negaranya ke Palestina untuk meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia di Palestina, sudah sampai di provinsi Duzce barat laut, Turki, Ahad dua hari kemarin.
Ladraa sudah melintasi Jerman, Austria, Slovenia, Kroasia, Serbia, dan Bulgaria untuk mencapai Istanbul pekan lalu. Rencananya, dia akan terus berjalan melintasi Suriah dan Lebanon untuk mencapai Palestina.
“Jika saya tidak bisa masuk ke Palestina, saya akan mencoba memberi tahu media tentang hal tersebut,” katanya.
Ladraa menunjukkan bahwa dia begitu tersentuh selama perjalanan tiga pekan ke Palestina pada bulan April tahun lalu sehingga dia memutuskan untuk memberi tahu dunia tentang situasi di Palestina.
“Saya terkejut dengan apa yang saya lihat di sana […] tentara berjalan di sepanjang jalan membawa senapan mesin M-60. Setelah tiga pekan saya kembali, saya ingin melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia di Palestina,” kata Ladraa, yang lahir dari orang tua Yahudi.
“Masalah Palestina bukan masalah agama. Masalah utamanya adalah hak asasi manusia. Bukan hanya warga Gaza, tetapi semua orang Palestina berada di bawah tekanan dan mereka semua menderita. Itu sebabnya saya mencoba menangkap perhatian dunia terhadap rasa sakit rakyat negara itu,” tambahnya.
Ladraa sekarang sudah berjalan hampir delapan bulan. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dunia terhadap pendudukan Palestina dan mengilhami lebih banyak orang untuk perbaikan di negeri Timur Tengah yang dijajah Israel itu.
Dia memposting foto-foto perjalanannya di akun Facebook dan Instagram-nya dengan tagar #WalkToPalestine.
Ladraa akan tiba di ibukota Turki, Ankara dalam seminggu ke depan. Diperkirakan, dia akan menyelesaikan perjalanannya pada bulan Juni atau Juli 2018. []
SUMBER: WORLD BULLETIN