Oleh : Juliana Fadhilah, Aktivis Remaja Islam SMA Negeri 1 Kalijati
Berucap janji mungkin merupakan hal biasa untuk sebagian orang. Tak elak lisan ini pun terkadang mengiyakan sebuah persetujuan padahal mengambang begitu saja. Itu sama sekali bukan contoh yang baik, sebab persoalan janji bukanlah sebuah permainan.
Anda lebih percaya yang mana? Oke, sip, atau insya Allah? Semoga kalian semua lebih percaya kepada yang mengucap janji dengan mengatakan “Insya Allah.”
Allah berfirman: “Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu: ‘ Aku pasti melakukan itu besok pagi’, kecuali (dengan mengatakan):” Insya Allah ….” (Qs Al-Kahfi ayat 23-24)
Ayat di atas sudah sangat menjelaskan. Bahwa bila kita berjanji, katakanlah, “Insya Allah aku akan datang esok.” Bukannya malah berkata seperti ini, “Oke, aku akan datang esok.”
BACA JUGA: Inilah Kekeliruan dalam Pengucapan InsyaAllah
Namun, apakah akan mudah? Jelas tidak. Tak dapat dipungkiri lidah masyarakat awam lebih terbiasa mengucap insya Allah, jika 99% tidak akan menepati janji. Berbeda dengan maksud sebenarnya, yaitu 99% akan menepati janji. Kenapa 99% tidak 100%? Karena kita tidak tahu menahu rencana Ilahi. Apakah esok kita sehat, sehingga dapat menepati janji di esok hari? Ataukah bisa saja esok kita malah terbaring sakit dan tidak dapat menepati janji tersebut.
Begitulah makna insya Allah yang sebetulnya. Insya Allah kedepannya kita akan terbiasa menyertakan insya Allah di setiap janji kita, aamiin.
Kalijati, April 2016