Oleh: Ust. Fauzan Abu Muhammad
DARI Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kadang seorang yang berpuasa namun hanya mendapatkan bagian dari puasanya tersebut rasa lapar dan haus.”(HR. Ahmad ni. 8693).
Lalu bagaimanakah sebenarnya puasa yang sebenarnya??
Yuk, perhatikan ucapan Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini:
” Dan orang yang berpuasa adalah yang anggota badannya berpuasa dari dosa-dosa, lisannya (berpuasa) dari dusta, ucapan keji dan persaksian palsu, perutnya (berpuasa) dari makan dan minum, kemaluannya dari berhubungan intim, maka jika ia berbicara tidaklah berbicara dengan perkara yang mencacati puasanya,
Jika ia berbuat tidaklah melakukan perkara yang bisa merusak puasanya, sehingga keluarlah dari ucapannya tersebut seluruhnya bermanfaat nan baik, demikian pula perbuatannya, sehingga kedudukannya bagaikan aroma yang tercium oleh seorang yang berteman dengan penjual minyak wangi, demikian pula seorang yang duduk bersama seorang yang berpuasa, akan memberikan manfaat dengan kebersamaannya tersebut, serta ia aman dari kedustaan, persaksian palsu, kekejian serta kezhaliman,
Inilah puasa yang disyariatkan, “bukan sekedar menahan dari makan dan minum”
Maka puasa itu adalah puasa anggota badan dari dosa-dosa, puasa perut dari makan dan minum, Maka sebagaimana makan dan minum bisa memutuskan dan merusak puasa, maka demikian pula dosa-dosa itu bisa memutuskan pahalanya dan merusak hasilnya, sehingga jadilah ia bagaikan seorang yang tidak berpuasa.” Al Wabilus Shoyyib (31-32).
Lalu gimana dengan puasa kita? Sudahkah hati ini terjaga dari hasad, iri, dengki? sudahkah mulut ini terjaga dari ghibah? sudahkah pandangan ini terjaga dari hal-hal yang dimurkai Allah? Semoga dapat menjadi bahan renungan untuk memperbaiki kualitas puasa kita, Wallahu a’lam. [].
.