PADA bulan penuh berkah ini, semua amalan dilipat gandakan. Oleh karena itu banyak yang tidak menyianyiakan waktu untuk beribadah demi mendapat keberkahan yang Allah SWT berikan. Namun, tidak sedikit orang-orang yang melewati Ramadhan ini dengan sesuatu yang sia-sia saja.
Diantara amalan yang dihidupkan pada bulan berkah ini adalah Tadarus. Tadarus biasanya dilakukan orang-orang setelah tarawih. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh banyak orang dalam satu waktu. Orang duduk di majlis membaca Al-Qur’an secara bergiliran. Sebagai contoh, orang pertama membaca surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan oleh orang yang duduk disebelahnya dengan membacakan surat Al-Baqarah begitu seterusnya dilanjutkan oleh orang ketiga hingga satu juz selesai.
Sebetulnya jika dilihat dari pengertian tadarus sendiri berasal dari kata darasa-yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji dan mengambil pelajaran. Lalu ketambahan huruf ta’ di depannya sehingga menjadi tadarasa yatadarasu, maka maknanya bertambah menjadi saling belajar, atau mempelajari secara lebih mendalam.
Jika merujuk pada pengertian tadrus maka aktivitas yang selama ini dilakukan bukanlah tadarus. Karena tadarus lebih menitik beratkan pada saling belajar, mengkaji makna dan mengambil pelajaran dari bacaan yang dibaca. Sementara selama ini hanya mengejar penyelesaian 1 juz dalam satu hari. Tidak salah dengan hal itu, namun ada sedikit ketidaktepatan dalam penggunaan istilah.
Tentu dalam moment Ramadhan kita tidak ingin menyianyiakan kesempatan dalam beribadah. Mengingat satu kebaikan saja dilakukan, maka balasannya berlipat-lipat. Begitu juga dengan membaca Al-Qur’an. Namun alangkah bermaknanya jika proses tadarus dilakukan menurut pengertian aslinya. Agaknya jarang terlihat orang-orang yang melakukan hal yang demikian.
Kita tentu sudah terbiasa membaca Al-Qur’an. Mungkin beberapa kali telah hatam. Bahkan diantara kita pasti ada yang sedang memulai proses menghapalnya. Tentunya kita merasakan bagaimana Allah memberi kita kemudahan sebab kita sering membaca Al-Qur’an juga menghafalnya.
Tetapi jika tadarus dilakukan disertai mengkaji ayat di dalamnya, maka orang yang jarang membaca Al-Qur’an pun akan merasa tersentuh hatinya sehingga ia tergerak untuk mengakrabkan diri dengan Al-Qur’an.
Rasulullah SAW bersabda, “Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu masjid dari masjid-masjid Allah, untuk membaca Al Qur’an dan mereka saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi rahmat, dan dikelilingi malaikat, dan mereka akan disebut-sebut Allah dihadapan makhluq-makhluq yang ada di sisi-Nya (para malaikat),” (HR. Muslim).
Tadarus selain diadakan di masjid-masjid ataupun di majlis-majlis, ada juga yang melakukannya sendirian di rumah. Hal yang demikian boleh dilakukan jika mereka yang membaca sudah menguasai cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. Jika belum menguasai maka harus ada ustadz yang menyimak agar bisa membetulkan bacaannya.
Membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan sangat dianjurkan. Terlebih jika mampu hatam hingga beberapa kali. Namun alangkah lebih baiknya digelar pula kajian Al-Qur’an sehingga kembali pada makna tadarus sebagaimana aslinya. []