Berzikir Tapi Tidak Tenang
BANYAK surat dalam al-Quran yang memerintahkan kita untuk berzikir. Allah telah memanggil kita untuk senantiasa zikir kepada-Nya. Sesungguhnya dengan mengingat Allah-lah hati kita akan menjadi tenang dan damai. Ini sesuai dengan firman Allah,
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Raad : 28)
Namun, bagaimana jadinya jika kita telah berzikir tapi tetap tidak tenang? Mari kita renungkan. Sering kali kita berzikir hanya sekadar melafazkan doa-doa tertentu tanpa tahu makna dan tanpa mengaplikasikannya.
Baca Juga: Hidupkan Hati dengan Berzikir
Mengingat Allah bukanlah hanya sekadar membaca doa-doa tertentu kemudian tetap melakukan kemaksiatan demi kemaksiatan. Tapi, mengingat Allah di sini adalah ketika kita yakin dan sadar bahwa Allah begitu dekat dengan kita. Allah mengetahui segala apa yang kita lakukan di dunia ini.
Tetapi, sebagian dari kita menyempitkan pemahaman mengenai zikir ini sendiri. Zikir atau mengingat Allah banyak diartikan dengan membaca doa-doa atau wirid dengan dibatasi jumlah tertentu. Tidak ada yang salah dengan doa-doa pilihan yang dibaca berulang-ulang, namun apalah arti sebuah ucapan yang kita ucapkan berulang-ulang jika tidak berdampak pada ketaatan pada Allah.
Baca Juga: Zikir, Ini Manfaatnya secara Ilmiah
Penyempitan makna dari zikir ini sendirilah yang membuat hati kita tetap terasa resah walau ribuan doa sudah kita lantunkan. Karena ternyata, hanya lisan yang bekerja. Kita tidak melibatkan hati ketika mengingat-Nya. Inilah yang kurang benar. Ketika banyak doa yang terlantun, namun hati kita lalai dari mengingat bahwa Dia dekat dan melihat segala apa yang kita kerjakan. []