TIDAK seperti laki-laki pada umumnya, Rasululllah SAW mendapat syariat khusus yakni boleh menikahi wanita lebih dari empat. Namun, pernikahan yang dilakukan Rasulullah bukanlah untuk memuaskan nafsu, melainkan dengan tujuan dakwah dan mengangkat derajat perempuan.
Rasulullah SAW juga mampu bersikap adil di antara istri-istrinya, baik dalam nafkah maupun dalam pembagian jatah giliran nginap. Ibnu Qudamah menjelaskan bahwasanya Nabi SAW berbuat adil (di antara istri-istrinya) sampai-sampai pada pembagian ciuman. (Al-Mughni VII/235)
Berikut 11 nama perempuan mulia yang menjadi istri Rasulullah:
Khadijah bintu Khuwailid
Khadijah merupakan istri pertama Rasulullah SAW. Selama bersama Khadijah, Nabi SAW tidak berpoligami sampai Khadijah meninggal. Dan semua putra Rasulullah SAW berasal dari pernikahannya dengan Khadijah, termasuk di antaranya Fatimah istri Ali bin Abi Thalib, putri bungsu dari Khadijah.
BACA JUGA: Siapa yang Membantu Dakwah Rasulullah Setelah Khadijah Wafat?
Saudah bintu Zam’ah bin Qois ra
Sebelumnya, Saudah menikah sepupunya, Sakran bin Amr. Beliau masuk Islam bersama suaminya dan ikut hijrah ke Habasyah. Sepeninggal Sakran, Saudah menjadi janda tanpa keluarga yang melindunginya. Sampai akhirnya dinikahi Rasulullah SAW di usia yang sudah cukup tua. Ketika itu, Saudah telah memiliki 6 putra.
Aisyah bintu Abi Bakr As-Shiddiq
Beliau dilahirkan empat tahun sebelum Nabi SAW diutus. Ayahnya adalah sahabat Nabi dan seorang As-Shiddiq yang banyak menemani perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Ibunya bernama Ummu Ruman bintu Amir bin Uwaimir.
Rasulullah SAW menikahi Aisyah di bulan syawal tahun 11 setelah kenabian. Dua tahun 5 bulan sebelum hijrah dan setahun setelah beliau menikahi Saudah. (Ar-Rahiq Al-Makhtum, hlm. 471)
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang usia Aisyah ketika menikah dengan Rasulullah SAW. Pendapat yang makruf, beliau menikah di usia 6 tahun dan baru kumpul di usia 9 tahun.
Hafshah bintu Umar bin Khattab
Beliau menjanda sepeninggal suaminya Khunais bin Khudzafah As-Sahmi antara tahun 2 – 3 hijriyah. Sebagian ahli sejarah mengatakan, ketika itu, usia Hafshah baru menginjak 20 tahun. Hafshah dikenal sebagai wanita yang ahli ibadah, sehingga beliau disebut Shawwamah (wanita rajin puasa) dan Qawwamah (wanita rajin shalat malam). Hafshah merupakan salah satu istri Rasulullah SAW yang paling banyak dicela Syiah.
Zainab bintu Khuzaimah
Beliau bergelar ‘Ummul Masakin,’ karena sangat belas kasih dengan orang miskin dan banyak bergaul dengan mereka. Namun usia pernikahan beliau dengan Rasulullah SAW tidak lama. Setelah tiga bulan berlangsung, Zainab menuju rahmat Allah, di bulan Rabiul Akhir, tahun 4 H.
Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyahra
Terkenal dengan wanita cerdas, sering memberi saran kepada Rasulullah dan mendukung dakwah suaminya. Lebih dari itu, beliau dikenal wanita yang sangat cantik dan menawan sehingga membuat Aisyah ra cemburu kepadanya.
Zainab bintu Jahsy bin Rabab
Rasulullah SAW berkeinginan untuk menikahi Zainab, dalam rangka menghapus anggapan jahiliyah bahwa ayah angkat tidak boleh menikahi istri dari mantan anak angkatnya. Zainab terkenal lantaran pernikahannya langsung disaksikan Allah SWT.
“Kalian dinikahkan oleh orang tua kalian, sementara aku dinikahkan oleh Allah dari atas langit yang tujuh.” (HR. Bukhari 7420).
Juwairiyah bintu Al-Harits
Sebelum masuk Islam, dia bernama Barrah. Kemudian atas perintah Rasulullah SAW diganti Juwairiyah. Beliau wanita istimewa dari kelompok Yahudi Bani Musthaliq.
Ummu Habibah bintu Abi Sufyan
Sebelumnya beliau menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy. Bersama Ubaidillah, beliau dikaruniai seorang putri bernama Habibah. Bersama suami dan anaknya, Ummu Habibah hijrah ke negeri Habasyah untuk mendapatkan jaminan keamanan karena tekanan suku Quraisy. Sesampainya di Habasyah, suaminya meninggal. Ada yang mengatakan, suaminya murtad dan memeluk nasrani. Mendengar hal itu, Rasulullah SAW mengirim surat kepada raja Najasyi untuk menikahkan Ummu Habibah dengannya.
BACA JUGA: Sifat Malu Aisyah yang Patut Jadi Teladan
Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab
Walimah pernikahan Rasulullah SAW dengan Shafiyah dilaksanakan di perjalanan pulang 12 mil dari Khaibar menuju Madinah.
Rasulullah SAW menyebutnya sebagai wanita Shadiqah yakni wanita yang jujur imannya. (Al-Ishabah Ibn Hajar, 7/741). Beliau meninggal tahun 50 H dan dimakamkan di Baqi.
Maimunah bintu Al-Harits
Rasulullah SAW menikahinya pada bulan Dzulkaiah tahun 7 H, seusai umrah qadha. Maimunah mulai tinggal bersama Nabi SAW setelah perjalanan pulang dari Mekah 9 mil menuju Madinah.
Selain itu, Rasulullah SAW juga memiliki dua budak wanita yang terkenal yakni Mariyah Al-Qibtiyah dan Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah. []