UJIAN hidup selalu menghampiri. Bagaimana kita menyikapinya? Apakah sabar? Marah-marah? Atau melakukan perbuatan yang terlarang? Banyak orang yang tidak bisa menerima ketika Allah memberikan ujian. Padahal itu adalah cara Allah SWT melihat sejauh mana hambanya bisa menerima pemberian-Nya baik itu senang maupun susah. Ya, sebut saja sabar.
BACA JUGA: Sifat Sabar Rasulullah yang Tidak Terbayangkan
Sabar berasal dari bahasa arab yaitu shabr yang artinya tabah dan tangguh dalam menghadapi segala sesuatu. Sikap sabar tidak hanya berbuah baik pada diri sendiri saja, tetapi bagi orang lain pun berlaku. Seperti dalam dunia pekerjaan karyawan harus bisa sabar apabila pimpinan memberikan teguran ketika berbuat salah, pun sabar saling bantu-membantu untuk menciptakan kesejahteraan bersama.
Adapun sabar dalam menghadapi ujian (musibah) lebih dibutuhkan. Karena sejatinya hidup di dunia tidak luput dari segala sesuatu yang Allah berikan dalam perihal ujian. Itulah konsekuensi bagi orang-orang yang beriman harus sabar dalam menghadapi segala macam bentuk ujian dari Allah SWT. Lelah? Pasti dan wajar. Namun, jangan pernah mengatakan sabar itu ada batasnya ketika kita mendapat cobaan, mengapa? Jika sabar ada batasnya itu bukan sabar lagi. Tetapi ingatlah sabar itu tiada batasnya.
BACA JUGA: Sabar dan Syukur Atas Kuasa Allah yang Terjadi pada Kita
Allah berfirman yang artinya, “dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar-benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 177). Dari ayat itu, orang yang sabar dalam segala bentuk cobaan merupakan orang yang kuat imannya. Tetapi, jika belum bisa sabar berarti iman kita belum kuat. Maka dari itu, agar mendapat gelar shabbar kemudian iman kita menjadi kuat dan sempurna, hidup kita tenang dan tentram tanamkanlah sikap sabar. []
REDAKTUR: AINUN AYU N | EDITOR: SAAD SAEFULLAH
Sumber: Sabar, Abdullah Al-Yamani