Oleh: Firmansyah
BANYAK realitas di masyarakat, baik realitas sosial, politik, ataupun agama, sering kali menunjukkan sikap-sikap yang dinilai tidak sesuai lagi dengan budaya Indonesia. Kita semua tahu bahwa bangsa tercinta ini terkenal sebagai bangsa yang ramah tamah, penuh sopan santun, dan sarat dengan masyarakat yang penuh senyum. Namun, perlahan tapi pasti, semua identitas yang telah melekat itu mulai hilang dan sama sekali tak nampak lagi. Yang terjadi sekarang justru masyarakat Indonesia berubah menjadi masyarakat yang beringas, mudah terprovokasi, dan tak memiliki tenggang rasa.
Kenyataan tersebut justru sangat ironis dan membuat miris. Forum-forum ilmiah pun banyak digelar untuk membicarakan penyebab dari semua fenomena tersebut. Dan, semuanya bermuara pada fenomena tersebut terjadi karena bangsa Indonesia telah kehilangan karakternya. Tentu saja, kalau hal ini tidak segera diubah, kelak para siswa kita akan menjadi generasi yang tak memiliki karakter sama sekali. Padahal, sebagaimana kita sama-sama telah ketahui, karakter sangat berpengaruh dalam membentuk sebuah bangsa yang kuat. Bahkan, dapat dikatakan bahwa ketika karakter hilang maka segala sesuatu akan hilang.
BACA JUGA: Solusi Islam Untuk Dunia Pendidikan
Pertanyaannya kemudian adalah apa yang dimaksud dengan karakter? Bagaimana ia berperan sehingga penting untuk dimasukkan dalam pendidikan? Lantas, apa pula yang dimaksud pendidikan karakter? Seperti apa pendidikan karakter itu? Apa yang menjadikannya berbeda dengan pendidikan lainnya? Mengapa kemudian ini penting diberikan? Sudahkah kemudian pendidikan di negeri tercinta ini membentuk karakter siswa, khususnya karakter Islami? Tiga tulisan yang akan dimuat berurutan ini akan mencoba menguraikannya.
Kesadaran Hal Utama dalam Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya yang kita lakukan dengan dilandasi oleh kesadaran dalam rangka membantu, membina, mengarahkan, dan membimbing pribadi-pribadi manusia untuk mempersiapkan generasi penerus yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan kelestarian bangsa dan agama. Satu catatan penting yang kita peroleh dari kalimat di atas adalah bahwa pendidikan hanya bisa hadir jika disertai dengan kesadaran. Apabila kita melakukan proses mendidik dengan keterpaksaan, sejatinya hal itu belum disebut pendidikan. Dengan demikian, sudah selayaknya kemudian, selaku pendidik, kita menghadirkan keikhlasan—kata lain dari kesadaran—dalam pembelajaran yang kita berikan.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa kesadaran penting dalam pendidikan? Ya, tentu saja karena terkait dengan arti penting pendidikan itu sendiri. Secara etimologis, mengacu pada Kamus Besar bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik yang berarti pelihara dan latih. Mendidik berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, dan pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pada saat mendapat imbuhan pe-an, kata didik menjadi pendidikan, yang berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara perbuatan mendidik.
BACA JUGA: Pendidikan Islam, Sistem Terakreditasi dari Langit
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah proses pengubahan sikap dan tata laku tersebut akan bisa dicapai jika tidak disertai kesadaran? Jawabannya tentu saja tidak. Bagaimanapun, sebagai pendidik tidak akan merasa nyaman pada saat memberikan transformasi ilmu dengan penuh keterpaksaan. Sebagai pendidik, setidak enak apa pun perasaan, kita mencoba untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik. Inilah yang kami maksudkan dengan betapa kesadaran berperan penting dalam pendidikan. Bagian kedua tulisan ini akan membahas tentang kata-kata kunci dalam pendidikan. []
BERSAMBUNG