SUDAN–Pemerintah Sudan mengumumkan penentangannya terkait rencana menormalisasi hubungan dengan Israel. Ini sebagai jawaban atas sikap pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menjanjikan akan mempelajari kemungkinan mengeluarkan Sudan dari daftar negara yang mensponsori terorisme jika negara itu mau kembali menjalin hubungan dengan Israel.
Media lokal yang mengutip sumber resmi, melaporkan bahwa sebuah fatwa telah dikeluarkan di tengah laporan bahwa Sudan dan Israel akan segera menandatangani perjanjian normalisasi hubungan.
BACA JUGA: Menuju Negara Sekuler, Sudan Cabut Larangan Murtad dan Perbolehkan Miras bagi Non-Muslim
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Sudan, Omar Qamar Al-Din, mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) telah berjanji untuk mempelajari kemungkinan mengeluarkan Sudan dari daftar ‘negara yang mensponsori terorisme’ jika Khartoum, pusat pemerintahan Sudan, mau kembali menjalin hubungan dengan Israel.
“Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah mengunjungi Ibu Kota Sudan, Khartoum dan mengajukan dua file. File pertama adalah normalisasi antara Sudan dan Israel dan yang kedua adalah menghapus Sudan dari daftar negara yang mensponsori terorisme,” katanya kepada media lokal Tayyar seperti dikutip dari laman Middle East Monitor (MEMO), Sabtu (3/10/2020).
BACA JUGA: Pertama dalam Sejarah; Presiden Sudan Kunjungi Suriah
Sejak penggulingan mantan Presiden Sudan, Omar Al-Bashir pada April 2019, pemulihan hubungan antara Khartoum dan Washington berjalan semakin cepat.
Sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Sudan pada 1997 lalu. AS juga mencatat Sudan sebagai salah satu negara yang mensponsori terorisme sejak 1993.
Surat kabar Israel Rai Al-Youm pun melaporkan pada Jumat (2/10/2020) bahwa Sudan dan Oman telah menunda normalisasi hubungan dengan Israel sampai setelah pemilihan AS.
BACA JUGA: Protes Normalisasi, Palestina Lepaskan Hak atas Jabatan Presiden Liga Arab
Rai Al-Youm mengungkapkan bahwa kedua negara Arab tidak akan menawarkan “hadiah berharga” mereka kepada Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelum pemilihan AS.
Menurut Maariv seperti dilaporkan surat kabar tersebut, Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Washington Yousef Al-Otaiba menegaskan bahwa Sudan dan Oman tidak terburu-buru menuju hubungan diplomatik dengan Israel.
Ini terjadi meskipun pernyataan optimis Israel berulang kali tentang kemungkinan kesepakatan normalisasi yang dapat dicapai dengan negara-negara ini, menurut Al-Otaiba. []
SUMBER: MEMO |