SEBUT saja Raseega, pemuda yang berstatus sebagai seorang mahasiswa, tegah sibuk bersama ponselnya di sebuah halte dekat kampus. Ya, hujan begitu lebat dan tak sedikit orang-orang yang berdiri disana.
Kakek-kakek yang berdiri didepannya mengira ia sedang mengabari orang tuanya. Anak kecil menganggap ia tengah asik bermain game. Mahasiswa mengira ia sedang tenggelam dalam chatingan bersama kekasihnya.
BACA JUGA:Â Ketaatan dan Kemasiatan Manusia Tidak Mengurangi Kemuliaan Allah SWT
Guru tahfizh menyangka ia sedang membuka aplikasi Al-Qur’an dan mengulang hafalannya. Pedagang mengira ia tengah asik mempromosikan produk secara online.
Manusia memiliki pandangannya masing-masing terhadap tindak-tanduk orang lain. Mereka punya penafsiran masing-masing. Ya, kebanyakan mereka menafsirkan sesuai dengan tabiat dirinya sendiri. Sangat jelas, bahwa pandangan manusia itu akan berbeda-beda dan beragam.
Dalam hidup, kita akan dihadapkan pada hal-hal demikian. Akan banyak sudut pandang penilaian orang lain terhadap kita. Tapi, jika terus-terusan memperturutkan pandangan orang lain terhadap kita, maka kita tak akan pernah selesai dengan diri sendiri.
BACA JUGA:Â Alquran Ungkap 4 Hal yang Bisa Memberikan Manusia Ketenangan Hidup di Dunia
So, lakukan saja yang kita yakini kebenarannya karena Allah. Pandangan orang lain, silahkan filter mana yang patut untuk kita terima. Ohya. Last, pandangan orang lain takkan merubah pandangan Allah terhadap kita.
Jadi, lakukan apapun karena Allah, sedangkan pandangan orang, ya terserah. []
SUMBER: EGYPT_ELMUTAFAWWIQAH