KAPANKAH kita harus melakukan sujud? Sujud sering kita lihat ketika seseorang melakukan shalat. Namun tentu kita juga tahu bahwa sujud dapat dilakukan di luar shalat.
Lumrah kita melihat bahwa ketika seseorang berdahi hitam maka kita beranggapan bahwa orang tersebut adalah orang yang memperbanyak sujud. Semoga saja demikian adanya.
Sujud merupakan pembuktian kita kepada Allah, bahwa kita hanya mahluk yang lemah dan hina. Dan sujud menjadi media kepasrahan kepada sang Khalik, sebab Dia-Lah yang layak disembah dan diagungkan. Setiap kali,mendekat kepada-Nya, maka ia telah mendekat kepada Syurga-Nya.
Dari Mi’dan Abu thalhah al-ya’mary ia berkata, “Aku bertemu dengan Tsauban, pembantu Rasulullah, maka aku berkata, ‘Beritakanlah kepadaku tentang suatu perbuatan yang jika aku kerjakan maka Allah akan memasukanku ke dalam syurga, atau beritakan kepadaku tentang perbutan yang dicintai Allah’. Tsauban diam, sampai aku bertanya untuk ketiga kalinya, maka ia pun menjawab, ‘Aku telah menanyakan tentang hal itu kepada Nabi. Lalu beliau bersabda.”
“Hendaknya engkau banyak sujud untuk Allah, karena sesungguhnya setiap kai engkau sujud maka Allah akan mengangkatkanmu satu derajat dengan sujud itu, dan setiap kali engkau sujud maka Allah akan menghapuskan dosa darimu,” (HR. Muslim).”
Hadits di atas menjelaskan kepada kita tentang makna sujud yang merupakan perbuatan yang dicintai Allah SWT. Maksud sujud disini adalah perbuatan menyentuhkan dahi dan hidung kebumi dengan cara menundukkan badan. Sujud merupakan salah satu bagian dari rukun shalat. Pada seseorang bersujud maka saat itu ia sedang mendekatkan kepada Allah sedekat-dekatnya. Rasulullah bersabda: “Saat yang paling dekat bagi seorang hamba terhadap Tuhan-Nya adalah saat ia bersujud, maka dari itu perbanyaklah do’a (pada saat sujud),” (HR. Muslim).
Dalam sebuah hadits lain disebutkan bahwa dengan memperbanyak sujud ia akan mendapatkan pahala yang tak terhingga dan kemuliaan ikut menyertai Nabi SAW di syurga.
Semoga kita termasuk orang yang selalu berusaha memperbanyak sujud.[]
Sumber: Majalah Hidayah, Cetakan tahun 2002