DALAM kehidupan, manusia terkadang dihadapkan pada berbagai permasalahan. Sekali-kali dibutuhkan penyegaran agar hidup tidak terasa terlalu berat atau menjemukan. Salah satu caranya adalah dengan bercanda bersama orang terdekat, bisa keluarga, anak, istri atau sodara dan teman.
Bercanda merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus menghibur. Namun, adakalanya candaan justru berujung sakit hati, bahkan pertengkaran. Maka, dalam bercanda seaklipun ada aturan yang harus dijaga dan diperhatikan.
Apa saja aturannya? Berikut ini 7 aturan bercanda yang harus dijaga:
1. Niat yang Benar
Hadis nabi menerangkan bahwa segala amal itu bergantung pada niat. Demikian juga kala melontarkan candaan. Lakukanlah dengan niat yang benar. Misal, kita niatkan bercanda untuk merefresh kembali pikiran agar tercipta semangat baru dalam kehidupan. Jangan niatkan bercanda untuk sekedar mencari kesenangan yang didorong hawa nafsu hingga melampaui batasan syariat.
2. Tidak Berlebihan dalam Bercanda
Allah tidak emnyukai segala sesuatu yang berlebihan. Allah juga tidak menyukai orang yang melampaui batas. Jadi, bercandalah dalam kadar yang wajar saja. Jika berlebihan, dikhawatirkan candaan itu justru dapat menjatuhkan wibawa seseorang.
Banyak bercanda dan tertawa juga dapat mematikan hati, sehingga kita sulit menerima nasehat dari orang lain seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, “Janganlah kalian banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah).
3. Tidak Bercanda dalam Perkara yang Serius
Bercanda itu boleh saja, tapi harus lihat situasi dan kondisi. Jika memang sedang dalam keadaan serius, ada baiknya kita menahan diri untuk bercanda. Kecuali, jika memang hal itu diperlukan untuk mencairkan suasana.
Selain dalam situasi serius, candaan juga tidak boleh menyangkut urusan yang sensitif, seperti urusan agama atau menyinggung SARA. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam firmannya pada surat At-Taubah ayat 65-66:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah. ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?”
“Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (Qs. at-Taubah:65-66)
4. Lihat kepada siapa candaan itu dilontarkan
Sifat atau karakter manusia itu berbeda-beda. Maka, ketika mau bercanda, ada baiknya kita mengenal dulu sifat orang yang jadi lawan bercanda tersebut. Sebab, ada beberapa orang yang tidak suka bercanda. Sehingga jika dipaksakan bercanda dengannya,dikhawatirkan orang tersebut akan marah atau tersinggung.
5. Tidak Berdusta saat Bercanda
Saat ini, terutama di dunia hiburan dan lawak, demi mendapatkan kelucuan, orang bahkan melakukan kebohongan atau mengada-ngada. Padahal hukum dusta itu sudah jelas larangannya.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Celakalah bagi orang yang bercerita kemudian berdusta agar membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud)
6. Menakut-nakuti Orang Lain Ketika Bercanda
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang kalian mengambil barang milik saudaranya baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.”(HR. Abu Dawud)
Dikisahkan pula ketika sebagian sahabat tertidur, lalu datanglah seseorang dan mengambil tali, kemudian menyembunyikannya, sehingga pemilik tali pun merasa takut. Maka Rasulullah bersabda, “Tidak halal seorang muslim membuat takut muslim lainnya.” (HR. Abu Dawud)
Jadi, baik bercanda dalam rangka menarik perhatian atau membuat suatu kehebohan sekalipun, tidak boleh dilakukan dengan mengambil hak orang lain ataupun menakut-nakuti. Sebab, perbuatan tersebut bisa mengakibatkan sesuatu yang merugikan, bahkan bisa membahayakan nyawa.
7. Jangan Menghina Orang Lain saat Bercanda
Agar tidak terjadi pertengkaran atau permusuhan, dalam bercanda juga perlu diperhatikan soal konten atau materi candaan. Jangan sampai candaan tersebut berisi hinaan atau ejekan terhadap orang lain.
Jangankan mengejek, menyebut seseorang dengan Bahkan kita juga dilarang menyebut seseorang dengan panggilan yang buruk.
Allah berfirman dalam surat al Hujurat ayat 11:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dholim. (QS. al-Hujurot[49]: 11)
Demikian juga dalam sabda Rasulullah SAW disebutkan, “Seorang muslim adalah yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya. (HR. Bukhori dan Muslim)
Di samping ketentuan di atas, dalam hal bercanda juga tidak diperbolehkan menyakiti baik hati maupun fisik. []
Sumber: kitab Seri Adab Bercanda/Abu Hudzaifah at-thalibi/Media Shalih