KALAU kamu jadi anak SMA, mungkin kamu gak aneh ketika bertemu dengan beberapa orang yang punya anggapan kalau anak IPA itu lebih pinter daripada anak IPS. Atau malah sebaliknya. Alasannya macam-macamlah. Katanya, anak IPA itu tes masuknya aja susah, apalagi pas belajarnya. Dari awal sampai akhir ngitung terus, hafal bermacam-macam rumus pulak, dan pinter bereksperimen membuat sesuatu yang baru.
Tapi ada juga yang bilang, lebih pintar anak IPS dibanding anak IPA. Buktinya, anak IPS tuh meski tesnya emang gampang, tapi mereka bisa ingat kisah-kisah dari zaman dahulu, imajinasinya keren, pinter debat, wawasannya luas, jago deeh..
BACA JUGA: Why is So Serious?
Deuh, padahal ya, orang yang mikir kayak gini tuh, menurut aku, ilmunya cetek. Ya ampun, udah otw tahun 2020 masih mikir kayak gini? Kan gak lucu…
Coba deh kita lihat sedikit profil Menteri Susi Pudjiastuti. Nah, pertama beliau dilantik, banyak warga negara yang protes. Kenapa? Karena beliau ini cuma lulusan SMP. Gak sampai SMA apalagi dunia perkuliahan.
Ha? Kaget? Iya sama dong.. pasti ya, orang mikir gini. ‘kok bisa sih? Orang yang cuma lulusan SMP diangkat jadi menteri? Wah.. parah nih!’. Aits! Tapi jangan cuma lihat dari sebelah sisi doang.
Tahu gak? Menteri Susi ini ternyata pintar banget lohh… wawasannya gak kalah luas dari mahasiswa. Jago bicara pula, pintar berargumentasi. Bukan jago ngeyel ya… keren gak sih? Sudah pintar, jadi menteri, terus kaya.
Lah? Kok bisa? Kan cuma lulusan SMP? Ya bisalah..
Jadi, masih percaya sama teori anak IPA itu lebih pintar dari anak IPS atau sebaliknya. Percaya kalau sukses absurd? Menteri Susi aja bisa sukses, padahal kenal IPA-IPS aja nggak. Ya iyalah, ga tau tau beliau kelas IPA-IPS, wong ga ngenyam SMA.
Kalau kata Imam Syafii, sukses itu ketika sebelah kaki kita sudah bisa menginjak syurga.
Jadi buat apa ambil pusing soal mana yang lebih pintar. Anak IPA atau IPS? Toh.. realitanya, yang mau berjuanglah yang bisa kenal kata sukses itu.
Aku anak IPS. Tapi masuk IPS pun bukan karena kemakan teori aneh itu ya. Pikir aja deh, aku dan beberapa teman sekelas yang suka-nya nulis, berimajinasi, baca buku, dan gak suka hitung-hitungan ini, kalau masuk IPA, gimana coba? Tiba-tiba ketemu sama tumpukkan rumus, deretan angka. Deuh…
BACA JUGA: Kerudungnya Panjang Amat, Apa Gak Gerah Tuh?
Begitu juga sebaliknya. Kalau kata temanku yang anak IPA: “Anak IPA masuk kelas IPS itu sama kayak Anak IPS yang puyeng lihat bermacam rumus dan angka.”
Its okay! Semua punya kekurangan dan kelebihan masing-masing kan? Yang pasti, 10 tahun ke depan, aku dan teman-temanku, baik yang berasal dari IPA atau IPS, akan tetap saling mengenal. Tapi kali itu akan berbeda, sebab kami pasti sudah sukses dengan cara kami sendiri. Karena selama ini, kami berjuang bersama.
So, masih percaya sama teori anak IPA yang lebih pintar dari anak IPS atau sebaliknya? Kalau kata Menteri Susi, ‘kalau masih ada yang percaya dengan teori itu, tenggelamkan saja!’ Nah loh! []