Oleh: Fakhri Fauzan Azhari
S1 di STAIPI Bandung Jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam
SEJARAH mencatat, tanggal 28 Oktober identik dengan sejarah nasional, yakni hari Sumpah pemuda, yang dicetuskan oleh para pemuda dari seluruh penjuru tanah air. Mereka berkumpul dan berikrar; satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Pertemuan para pemuda kala itu menghidupkan ghirah dan semangat tanpa batas. Hegemoni penjajah mereka taklukan, dan kolonialisasi yang dihadapi tidak menjadi halangan untuk bersatu.
Pemuda adalah harapan bangsa, pemuda adalah tulang punggung bangsa, pemuda hari ini adalah pemimpin di hari esok. Adagium itu sering dijadikan jargon tatkala menyebut sekelompok masyarakat yang dinamakan pemuda. Tidak berlebihan, mengingat begitu pentingnya eksistensi pemuda di tengah masyarakat. Bahkan Allah SWT pun memberikan pembicaraan khusus terhadap pemuda, sebagaimana termaktub di dalam Qur’an surat Al-Kahfi [18]: 13:
BACA JUGA:Lantaran Baju Bergambar Bendera Palestina, Pemuda Ini Ditangkap Polisi Israel
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk”.
Dalam UU no. 40 tentang Kepemudaan, disebutkan bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia, pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU no. 40 yang tadi disebutkan, dengan range usia 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014). Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar. Tahun 2030-2035 Indonesia akan masuk era yang langka, yang disebut dengan Bonus Demografi, dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan akan berada pada grafik tertinggi. Hal ini menjadi windows opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk melakukan percepatan pembangunan dengan ketersediaan SDM yang produktif.
Dengan modal SDM yang besar ini, jika angkatan muda ini dididk, dibangun, dilatih, disiapkan segala keahlian dan keterampilan, makan Indonesia akan maju. Tapi sebaliknya, jika dibiarkan, tidak dididk dan dilatih maka Indonesai akan menanggung beban yang berat, mubazirnya generasi produktif, dan menjadi negara terbelakanglah konsekuensinya.
Berbicara pemuda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari pemuda Islam. Sebagai penduduk dengan mayoritas muslim, maka pemuda Indonesia adalah pemuda Islam. Membangun pemuda islam adalah membangun pemuda Indonesia, kebangkitan pemuda Indonesia adalah kebangkitan pemuda Islam. Sumpah pemuda tak bisa lepas dari gerakan kebangkitan Islam di Nusantara. Sumpah pemuda diawali dengan berdirinya ormas-ormas Islam modern; SDI, SI, Jami’atul Khair, Al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, Nahdhatul Ulama, dan lainnya. Sumpah pemuda terinspirasi dari semangat kebangsaan dan kemerdekan yang diusung oleh gerakan-gerakan Islam tersebut.
Di sinilah tampak jelas peran besar agama Islam. Sebagai petunjuk yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia, Islam dapat menjadi pedoman untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup manusia, baik di dunia maupun akhirat. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW yang mengajarkan agar membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik, maka bangsa dan umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, serta generasi tua pun akan digantikan dengan generasi yang sholeh.
BACA JUGA: Kiprah Pemuda dan Perubahan
Dalam Qur’am surat An-Nur [24]: 55, Allah SWT telah menjanjikan bahwa bumi akan diwariskan kepada orang-orang yang telah Allah teguhkan dalam diri mereka agama yang diridhai yakni Islam. Hal itu menunjukan betapa pentingnya menjadi pemuda sholeh agar dapat mewarisi dan mengelola bumi sehingga menjadi rahmatan lil ‘alamain dan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Masa tersebut merupakan nikmat besar pemberian Allah SWT yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Karenanya, gunakanlah masa muda guna meraih ridha Allah SWT dalam segala aspek.
Para pemuda adalah sekelompok elit yang selalu membuat sensai dan gebrakan serta perubahan yang menggemparkan. Bahkan, para pemuda lah yang selalu ditakuti oleh para penguasa. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia membuktikan, betapa pemuda menjadi tonggak penentu perjalanan sejarah bangsa ini. Mulai dari ide nasionalisme yang muncul dari kalangan pemuda dan mewujudkannya dalam bentuk organisasi kepemudaan yakni Budi Utomo.
Tumbangnya rezim orde lama dan orde baru, juga dilakukan oleh para pemuda. Begitulah seterusnya, bahwa perjalanan suatu bangsa akan ditentukan oleh para pemudanya. Itulah hakikat para pemuda yang selalu menciptakan hal-hal besar dan mengejutkan. Cerita mengenai pemuda akan aksinya takkan pernah selesai, hal itu akan tercipta sepanjang masa sesuai bentuk ungkapan Allah SWT ”naqushshu” (Kami ceritakan) yang mana kata itu merupakan bentuk fi’il mudhari yakni ungkapan kata kerja masa kini dan yang akan datang serta berkelanjutan.
Para pemuda harus dapat membuktikan diri, bahwa mereka memang kelompok terbaik dalam sebuah bangsa, dikarenakan semangat, kekuatan, dan kemampuan yang mereka miliki. Kalaupun belum mampu mampu menyumbangkan yang terbaik serta belum mampu ikut menyelesaikan persoalan umat dan bangsa, paling tidak berbuat baiklah untuk diri sendiri, minimal jangan menjadi beban dan masalah bagi bangsa ini. Jangan sampai nusa berubah jadi busa, bangsa berubah jadi bangsat, dan bahasa menjadi bahasan.
Jadikanlah nusa, bangsa, dan bahasa cerminan semangat jihad dalam kehidupan beragama, sosial, budaya, serta politik. Pemuda sekarang haruslah pinter dan ngormati lan ngrumati liyan, serta memiliki keimanan yang kuat yang dihiasi akahlaq yang baik. Generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa mendatang. Marilah kita menjadi pemuda yang berkarakter mujtahid, mujaddid, dan mujahid untuk kebangkitan Islam dan Indonesia. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.