Oleh: Mia Fitriah Elkarimah
el.karimah@gmail.com
ALAM semesta ini diciptakan dan diatur oleh Allah SWT. Seluruh makhluk tunduk di hadapan ketentuan yang telah ditetapkan-Nya, yang disebut Sunnatullah. Ada tiga sifat utama sunnatullah, yakni: pasti, tetap, dan objektif.
1 Sifat sunnatullah pertama adalah pasti
Misalnya api memiliki sifat membakar, memberi suasana panas dan mengubah benda-benda menjadi karbon (C2). Air memiliki sifat mengalir, menurun dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, pada suhu nol derajat celsius air akan membeku, pada suhu 100 derajat celsius akan mendidih dan pada suhu 200 derajat celsius akan menjadi gas. Udara memiliki sifat selalu mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Karena suatu tempat dengan tempat lainnya tekanan udaranya berbeda, maka udara tersebut akan senantiasa mengalir sebagai angin. Sifat minyak yang tidak bisa bercampur dengan air, posisi minyak akan selalu di atas, karena ukuran berat jenisnya lebih kecil ketimbang berat jenis air.
Dengan sifat pasti inilah para ilmuwan menemukan berbagai rumus, seperti rumus kekekalan energi, rumus gravitasi, newton, percepatan dan lainnya serta teori-teori yang didapat dari hasil mempelajari, meneliti dan mengeksplorasi fenomena yang timbul di alam semesta.
Sifat sunnatullah pasti, tentu akan menjamin dan memberi kemudahan kepada manusia membuat rencana. Seseorang yang memanfaatkan sunnatullah dalam merencanakan satu pekerjaan yang besar, tidak perlu ragu akan ketetapan perhitungannya
2 Sifat sunnatullah kedua yaitu tetap, tidak berubah-ubah
Keteraturan sistem di alam semesta, galaksi-galaksi, bintang-bintang, matahari, bumi, bulan dan planet-planet lain yang senantiasa berotasi melalui garis edarnya masing-masing, tidak akan saling bertubrukan yang akan mengakibatkan kehancuran. Keteraturan dan keseimbangan merupakan suatu sifat yang tetap dan tidak akan berubah.
Keteraturan dapat dilihat dari keserasian dalam hubungan alamiah antara bagian-bagian di dalamnya dengan pola saling melengkapi dan mendukung. Misalnya, apa yang diberikan matahari untuk kehidupan alam semesta. Selain berfungsi sebagai penerang di waktu siang, matahari juga berfungsi sebagai salah satu sumber energi bagi kehidupan. Dari pancaran gerak edarnya yang bekerja menurut ketentuan Allah, manusia dapat menikmati pertukaran musim, perbedaan suhu antara wilayah dengan wilayah yang lain. Semua keteraturan dan ketentuan yang disebabkan sistem kerja matahari itu, pada perkembangannya kemudian membentuk sistem keteraturan dan ketentuan lain yang telah ditetapkan oleh Allah. Misalnya iklim suatu daerah yang berpengaruh pada keanekaan potensi alam, jenis flora dan fauna yang tumbuh dan ada di daerah itu.
3 Sifat sunnatullah yang ketiga adalah objektif
Objektif dalam arti bahwa alam ini tak pilih kasih, siapapun orang yang ingin mengeksporasi alam tanpa perencanaan yang benar, maka akibatnya akan fatal. Seperti sebuah bangunan yang memakai penangkal petir di puncaknya, berarti ia telah memahami sunatullah yang berlaku, karena jika tidak menggunakan, maka bangunan tersebut akan hancur oleh petir, walaupun bangunan tersebut dimanfaatkan untuk masyarakat, dibangun dengan keikhlasan orang yang menderma, dan dibuat untuk beribadah. Sedangkan bangunan yang merusak masyarakat, yang mengajak kepada maksiat, namun karena memenuhi sunnatullah, maka akan selamat dari petir.
Hal ini membuktikan sunnatullah itu objektif, tak pilih kasih, siapa saja yang melanggar, akan kena hukuman-Nya, apapun alasan pelanggaran itu, termasuk kejahilan atau kealpaan.
Dengan anologi singkat tentang sifat sunnatullah, seperti kita hendak masuk ke negara asing, tentu kita harus tahu aturan di dalam negara itu. Jika tidak, kita pasti akan mengalami berbagai kesulitan.
Jika ada dua orang yang berenang di sungai, yang satu berenang mengikuti arus dan yang lainnya berenang melawan arus. Kira-kira, siapa yang akan mendapat kesulitan?
Sunnatullah sangat berkaitan dengan perjalanan hidup manusia. Siapa yang salah maka ia terhukum, siapa yang benar maka ia menang. Banyak sekali orang yang melakukan hal buruk, suatu saat pasti terbalas, dan begitu juga sebaliknya. Setiap ada pelanggaran di dalamnya, pasti akan ada reaksi negatif yang muncul.
Sama halnya dengan hidup di bumi Allah. Tentu kita juga harus mengerti tatanan dan aturan Allah yang telah ditetapkan di dalamnya. Jika tidak, pasti akan ditemukan banyak kesulitan
Sunnatullah berlaku pada semua manusia tidak terbatas bagi kaum agamis semata, sebab, bagi yang tidak berkarya sebagaimana menurut keharusan aturan-aturan sunnatullah, seperti pemalas, tidak menempati prinsip kerja yang efektif-efisien-produktif dan lain-lain, tidak akan mendapat keberuntungan.
Istilah sunnatullah diidentikan dengn hukum kausalitas, hukum sebab akibat. Dalam arti lain didasarkan karena potensi atau usaha manusia. Sementara sunnatullah ada faktor di luar manusia dan benda yang menentukan hasil akhir dari hukum kausalitas tersebut.
Misal meski alam semesta dengan segala isinya mengikuti sunnatullah, dengan karakteristik yang pasti, tidak berubah dan objektif, namun ada peristiwa-peristiwa khusus yang Allah tunjukkan kepada manusia sebagai tanda kebesaran-Nya. Contoh Sifat api yang panas berubah menjadi dingin, Siti Maryam yang melahirkan tanpa seorang suami, Nabi Isa yang ketika itu dalam keadaan bayi mampu berbicara dan menjelaskan kepada orang-orang yang mempertanyakannya. Wallahualam. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.