NABI Muhammad shalallahu alaihi wasallam dan Kaisar Heraclius hidup pada satu zaman. Mereka hanya terpaut lima tahun saja, dan keduanya juga meninggal di usia enam puluhan.
Pemerintahan Heraclius ditandai oleh pasang surut kesuksesan militer. Pada tahun 609 SM, ketika berusia 40 tahun, Muhammad menerima wahyu pertama yang menandai dimulainya misi kenabiannya. Pada 610 SM, Heraclius menggulingkan Procus sebagai kaisar dan menggantikannya, namun awal masa pemerintahannya ditandai dengan kekalahan pasukannya di Palestina dan Turki antara tahun 614 dan 619M.
BACA JUGA: Doa dan Cinta Nabi untuk Umatnya
Kekalahan-kekalahan ini, dan kemenangan berikutnya yang akan dinikmati orang-orang Romawi, disebutkan dalam Quran pada saat itu:
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,”(Quran 30: 2-4)
Penaklukan kembali oleh orang Romawi dari tanah yang diserahkan kepada Khosrau dimulai pada tahun 625 dan berakhir dengan kemenangan di tahun 627 M. Tahun berikutnya, Nabimengirim surat berikut kepada Heraclius lewat tangan Dihya al-Kalbi, melalui gubernur Bostra al-Sham, di Syria.
Surat yang dikirim Muhammad dimasukkan dalam riwayat Abu Sufyan, dan Heraclius membacanya di depan semua murid besarnya.
Bismillahir rahmanir rahiim…
Dari Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya
Kepada Heraclius, raja Romawi
Salaamun ‘ala manit-taba’al huda, amma ba’du
(keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk, selanjutnya)
Saya mengajak Anda dengan seruan Islam. Masuklah Islam, niscaya Anda akan selamat. Allah akan memberikan pahala kepada-Mu dua kali. Jika Anda berpaling (tidak menerima) maka Anda menanggung semua dosa kaum Arisiyin. Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. Ali Imran: 64).
Heraclius kemudian menyimpan surat ini. Berbeda dengan Khosrau II, yang juga dikirimi surat yang sama oleh Nabi. Khosrau II dari Kekaisaran Sassinid, menurut Abdullah ibn Abbas, merobek surat itu.
BACA JUGA: Rumah Arqam, Pusat Dakwah Nabi
“Jadi, saat Khosrau membaca suratnya, dia merobeknya. Said bin al-Musaiyab berkata, ‘Nabi kemudian berdoa kepada Allah untuk menghancurkan Khosrau dan pengikutnya sepenuhnya dengan sangat parah.” (Sahih Al-Bukhari)
Kekaisaran Sassinid benar-benar tenggelam dengan segera, pertama melalui kekalahan oleh bangsa Romawi, dan kemudian oleh serangan kuat dari negara Muslim yang baru. Kekaisaran Byzantium juga, saat masih di bawah Heraclius, terpecah di Mesir, Palestina dan Suriah. Namun, tidak seperti Kekaisaran Sassinid, Kekaisaran Bizantium terus berlanjut dalam berbagai bentuk selama 800 tahun sampai akhirnya Konstantinopel terjatuh. []