SURGA dan neraka kerap disebut dalam Alquran. Bahkan, penyebutannya kerap disandingkan dalam sejumlah ayat. Mengapa penyebutan surga dan neraka dalam Alquran itu kerap disandingkan?
Allah berfirman dalam Quran Surat Ar Rad ayat 35:
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَۗ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۗ اُكُلُهَا دَاۤىِٕمٌ وَّظِلُّهَاۗ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِيْنَ اتَّقَوْا ۖوَّعُقْبَى الْكٰفِرِيْنَ النَّارُ
“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang yang bertakwa (ialah seperti taman), mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Tuhan ialah neraka.” (QS Ar Rad ayat 35)
BACA JUGA: 3 Amalan Masuk Surga
Setelah Alquran menggambarkan sanksi bagi orang-orang kafir pada ayat-ayat sebelumnya, pada ayat ini Allah SWT menjelaskan anugerah-Nya kepada orang yang bertakwa.
Perumpamaan dan gambaran surga yang dijanjikan Allah SWT kepada orang yang bertakwa adalah surga seperti taman yang mengalir di bawahnya, yakni di bawah pepohonan dan istana-istananya.
Sungai-sungai dan pepohonan di surga senantiasa berbuah dengan aneka rasa yang lezat dan menciptakan suasana yang teduh. Anugerah Allah SWT yang sedemikian indah itulah tempat kesudahan yang hanya diberikan Allah SWT kepada orang yang bertakwa.
Sedang tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Allah adalah neraka beserta siksaannya yang sangat pedih.
Tafsir Kementerian Agama menerangkan ayat ini bahwa salah satu kebiasaan Alquran adalah setelah menyebutkan hal-hal yang berkenaan dengan neraka, biasanya diiringi dengan menyebutkan hal-hal yang berkenaan dengan surga yang penuh dengan kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang yang beriman, bertakwa, dan beramal saleh.
Dalam ayat ini, surga yang dijanjikan Allah SWT kepada orang-orang yang bertakwa diumpamakan sebuah kebun yang indah dan subur karena dialiri sungai-sungai.
BACA JUGA: Perbedaan Penghuni Surga dan Penghuni Neraka
Pohon-pohonnya dilukiskan berbuah tidak henti-hentinya dan memberikan naungan kepada orang yang berteduh di bawahnya.
Surga tersebut merupakan tempat tinggal terakhir dan selamanya bagi orang-orang yang bertakwa. Sebaliknya, neraka merupakan tempat kediaman yang penuh kesengsaraan bagi orang-orang kafir.
Jadi, hikmah dari penyandingan tersebut, manusia dipersilakan untuk memilih jalan ke neraka atau ke surga. Dengan digambarkannya perbandingan antara kedua tempat tersebut, maka manusia yang hidup di dunia ini dipersilakan untuk memilih jalan ke surga dengan beriman, beramal, dan bertakwa atau jalan ke neraka dengan kekafiran, kemusyrikan, dan perbuatan-perbuatan jahat. []
SUMBER: REPUBLIKA | TAFSIR WEB