PALESTINA—Ketua Dewan Pengawas Sekolah dan Taman Pendidikan Al-Aqsha, Syaikh Ikrimah Shabri mengecam niat Amerika yang akan meninjau kurikulum Palestina.
“Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menempatkan diri sebagai pemegang wasiat al-Quds. Setelah mengeluarkan keputusan politiknya, dia ingin melangkah dengan langkah lain dalam memerangi budaya Palestina dan intervensi kurikulum. Pertanyaannya adalah mengapa tidak mengkaji kurikulum Yahudi yang dipraktikkan Israel yang penuh dengan kakacauan dan hasutan?” Tanya Syaikh Sabri.
Melansir Palinfo pada Ahad (14/1/2018) Syaikh Shabri menolak campur tangan AS yang dinilainya vulgar. “Kami tidak akan biarkan Trump mengeluarkan keputusan liarnya. Kami tidak akan biarkan dia melanjutkan campur tangannya dalam urusan budaya dan agama kami,” ujar syaikh Sabri.
Sebelumnya Syaikh Shabri telah mengeluarkan fatwa larangan pemberlakuan kurikulum Israel di sekolah-sekolah Palestina di al-Quds. Siapa saja yang memberlakukan kurikulum tersebut dan mengajarkannya, dan siapa saja yang mengirim putra atau putrinya ke sekolah-sekolah yang mengajarkan kurikulum tersebut adalah dosa. Dan siapa yang tidak komitmen dengan fatwa ini maka telah keluar dari konsensus kaum muslimin dan melakukan dosa yang besar.
“Kami memerkirakan akan meningkat tekanan dan langkah-langkah Israel untuk mengintervensi pendidikan Palestina. Karena Israel ingin memanfaatkan keputusan AS yang dzalim tersebut terhadap al-Quds, dengan memberlakukan hegemoni pada pendidikan dengan memasukkan kurikulum aneh ke dalam budaya dan identitas Palestina,” ungkap Direktur Pendidikan dan Pengajaran di Al-Quds, Samir Jibril.
Jibril menyatakan pentingnya menyiapkan strategi baru, sebagai respon atas langkah-langkah penjajah Israel dan lampu hijau AS terkait al-Quds. Dia menegaskan pentingnya meningkatkan kerja untuk sampai kepada warga dan lembaga-lembaga untuk menggabungkan usala melawan Israel.
Jibril meragukan keluarga siswa mengalami tekanan Israel sebelum mereka mengetahui. Bisa jadi mereka mendapatkan iming-iming dan rayuan yang menggoda untuk mendistorsi pendidikan Palestina. Dia menegaskan ada upaya untuk menimbulkan rumor tentang kredibilitas kurikulum Palestina di kampus-kampus.
“Yang harus dilakukan terhadap apa yang dialami pendidikan Palestina adalah harus ada satu sikap di tingkat resmi, orang tua dan wali, media dan pihak-pihak agama. Pendidikan adalah asas dalam membangun identitas dan budara Arab Palestina,” demikian Jibril. []