WAFATNYA Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan kesedihan terbesar bagi kaum muslimin. Semua orang yang mengenal beliau pasti akan menangisinya tatkala rindu kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Hassan bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu menangisi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan menyenandungkan beberapa bait syair menangisi wafatnya beliau.
Di Thaybah, ada jejak-jejak abadi dan tempat milik Sang Rasul yang gemilang,
kini lenyap dan lusuh sudah
Tanda-tanda dari negeri haram tiada kan lenyap sirna
Di sana ada mimbar tempat sang pemberi petunjuk berada
Ada jejak-jejak nan jelas dan bekas rambu-rambu abadi
Rumah miliknya dengan mushalla dan masjid
Ada kamar-kamar yang di tengah-tengahnya cahaya dari Allah turun
Yang menjadi suluh dan penerang
Tak kan hilang ditelan zaman tanda-tanda tersebut
Walau pernah dapat musibah namun dia ada kembali
Di sana, aku tahu jejak-jejak, nasehat dan kuburan Sang Rasul
Jenazahnya dimasukkan ke dalam bumi oleh pembawa jenazah
Tiada henti aku menangisi Sang Rasul
Dan semua mata ikut pula menangis tersedu
Mereka semua mengingatkanku pada nikmat-nikmat Sang Rasul
Maka tiada orang yang peduli akan diriku, karena diriku demikian lusuh
Hatiku diguncang gundah gulana karena perginya Ahmad
Tiada henti menghitung-hitung nikmat-nikmat Sang Rasul
BACA JUGA: Tahukah Rasulullah akan Dosaku?
Walau tidak sepersepuluhpun aku mampu menjalani jejaknya
Namun hatiku dilanda duka mendalam
Lama kuberdiri bersimbahkan air mata
Di atas gundukan kuburan merah dimana Ahmad terbaring abadi di sana
Engkau diberkahi, wahai kubur Sang Rasul
Diberkahi pula negeri yang mendekap erat pemberi petunjuk yang benar
Semoga diberkahi liang kuburmu yang mengandung kebaikan
Di atasnya ada bangunan dari batu lebar berlapis
Tangan-tangan yang lunglai menaburkan tanah ke atas bangunan itu
Sementara keberuntungan telah meresap masuk ke tanahmu
Mereka menguburkan kesopanan, ilmu dan kasih sayang di suatu malam
Menutup atasnya dengan tanah tanpa sandaran bantal
Mereka pulang bersama duka melilit karena Nabi tak lagi bersama mereka
Lemah lunglailah tulang punggung dan lengan mereka
Menangisi seorang manusia yang ditangisi langit di hari itu juga
Bumi dan manusia pasti lebih berduka durja
Adakah duka kematian di suatu hari
Yang setara duka di hari Muhammad wafat?
Wahyu terputus dari mereka karena Sang Rasul wafat
Dia bersinar hingga dataran rendah Al-Ghur dan dataran tinggi Najd
Dia tunjukkan kepada Ar-Rahman siapa saja yangikut
Selamatkan manusia dari bahaya kehinaan dan memberi petunjuk
Dialah imam yang menunjukkan manusia pada kebenaran dengan semangat tiada tara
Pengajar kejujuran, jika taat padanya bahagia kan bersama mereka
Memaafkan kesalahan dan menerima dengan lapang maaf mereka
Bila mereka berbuat baik, sungguh Allah Maha Dermawan dengan kebaikan
Bila terjadi sesuatu dan mereka tiada sanggup memikul bebannya
Kemudahan akan datang darinya untuk meringankan beban kesulitan
Tatkala mereka sedang berada dalam nikmat Allah
Dialah pemandu mereka pada jalan jelas pasti yang dituju
Sang Nabi begitu sedih apabila mereka menyimpang dari petunjuk
Ingin sekali mereka tetap lurus dan mendapatkan petunjuk
Lemah lembutpada mereka, tidak pupus kasih sayangnya
Dalam kasih sayangnya mereka meniti jalan yang pasti
Saat mereka menikmati cahayanya nan indah
Panah kematian tiba-tiba membidik cahaya mereka
Akhirnya, Sang Mahmud (sang Terpuji) kembali ke haribaan Allah
Sementara malaikat menangisi dan memujinya
Negeri-negeri haram setatkala menjadi sepi senyap
Karena hilangnya wahyu dari mereka kecuali
Hang lahad yang dia masuki
Dia telah pergi tuk selamanya dan ditangisi
Balath dan pohon Gharqad
Masjidnya lengang sunyi setelah sang Rasul pergi
Padahal di sana ada tempat berdiri dan duduknya
Negeri-negeri dan tanah kosong menjadi sepi tanpa penghuni
Wahai mata, tangisi Rasulullah dengan simbahan airmatamu
Jangan sampai aku lihat air matamu terhenti karena berlalunya waktu
Mengapa tiada tangis pada pemilik nikmat pada manusia
Yang demikian sempurna dan meliputi semua manusia
Dermawanlah engkau dengan linangan air mata padanya dan sedu sedanlah
Tuk seorang yang tidak ada tandingannya sepanjang masa
Tidak ada orang di masa lalu yang mati bagaikan Muhammad
Tidak ada orang yang menyamainya hingga Hari Kiamat
Dia suci dan menanggung tanggungan demi tanggungan
Banyak pemberiannya tanpa mengharap balas
Selalu memberi dengan harta baru dan harta lama
Saat seseorang kikir dengan harta lamanya
Dialah manusia paling terhormat dan dibincangkan di rumah-rumah
Dari keturunan terhormat dan terpandang di kota Mekkah (Abthah)
Dia berada di puncak ketinggian nan kokoh
Berdiri di atas pilar-pilar yang menjulang nan kokoh kuat
Kokoh akar, cabang dan kayunya
Yang disirami awan hingga kehidupan berdenyut
Tuhan Yang Mahamulia mendidiknya sejak masa kecilnya
Hingga dia menjadi sempurna dalam segala tindak-tanduknya
Seluruh wasiat kaum Muslimin berakhir di telapak tangannya
Tidak ada ilmu yang disembunyikan dan tiada pendapat yang dicemoohkan
Aku katakan dan ucapanku ini tidak dicela pencela manusia
Kecuali orang yang berakal rendah dan kehilangan rasa
BACA JUGA: Rasulullah Berkata: Demi Allah, Tidak Ada yang Lebih Baik daripada Khadijah
Tiada henti akan memuji dirinya
Dengan sebuah harap kekal di surga bersama Al-Musthafa
Tuk menggapainya semua aku berusaha dengan sungguh-sungguh penuh keringat
Hassan bin Tsabit Radhiyallahu Anhu juga berkata menangisi Rasulullah dalam untaian syairnya,
Kenapa matamu tidak terpejam tidur pulas?
Seakan dicelaki dengan celak penyakit mata
Karena berduka terhadap pemberi petunjuk yang kini wafat
Wahai orang terbaik yang menginjak kerikil, janganlah engkau pergi menjauh
Wajahku melindungimu dari gundukan tanah
Andai aku dikubur sebelum dirimu di Baqi’ Al-Gharqad
Ayah ibuku menjadi tebusan orang yang aku lihat saat dia wafat
Sang Nabi pemberi petunjuk pada hari Senin
Tiada henti duka hatiku setelah wafatnya
Hatiku bingung, andai aku tak pernah dilahirkan ke dunia fana
Adakah sepeninggalmu, aku akan tetap menetap di Madinah bersama mereka?
Andai saja aku diberi minum racun ular berbisa
Atau Allah beri keputusan kepada kami lebih cepat
Di senja ini atau di besok hari
Kemudian Hari Kiamat terjadi, lalu kita bertemu orang terbaik
Yang wataknya adalah asli
Wahai anak sulung Aminah yang diberkahi,
Wahai, orang yang lahir dari wanita suci di Sa’dul As ‘ad
Dia adalah cahaya yang menerangi seluruh jagad raya
Barangsiapa diberi petunjuk pada cahaya yang bertabur berkah, ia memperoleh petunjuk
Wahai Tuhanku, himpunlah kami bersama Sang Nabi
Di surga yang dipalingkan dari mata-mata pendengki
Di surga Firdaus, tetapkanlah ia untuk kami
Wahai Dzat yang memiliki keagungan, keperkasaan, dan kemuliaan
Demi Allah, tidaklah aku mendengar orang mati selagi aku hidup
Melainkan aku menangis untuk kematian Muhammad SangNabi
Wahai, celakalah para Penolong Nabi dan kaumnya
Setelah dia dimasukkan di Hang lahad
Terasa sempit seluruh negeri bagi kaum Anshar
Wajah mereka menjadi legam bagaikan batu serawak
Kami telah melahirkan beliau dan kuburannya ada bersama kami
Bekas-bekas nikmatnya tersisapada kami tiada mungkin kami pungkiri
Allah muliakan dan beri petunjuk kami dengannya
Kamilah penolongnya di semua medan perang
Semoga Allah dan malaikat-malaikat yang mengitari Arasy-Nya
Dan orang-orang yang baik menyampaikan shalawat kepada Ahmad, yang diberkahi
Ibnu Ishaq berkata: Hassan bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu juga berkata menangisi Rasulullah dalam
syairnya yang lain:
Wartakanlah pada orang-orang miskin, kebaikan telah beranjak pergi dari mereka
Bersama Nabi yang meninggalkan mereka pada waktu sahur
BACA JUGA: Tidak Ada Keringanan bagi Keluarga Rasulullah ketika Melakukan Kesalahan
Siapakah yang mempunyai pelana, dan membawaku pergi dan rezki keluargaku
Apabila mereka tidak mendapatkan curahan hujan
Siapakah yang kami cela tanpa khawatir akan kemarahannya
Jika lisan berlebih-lebihan atau kepeleset kata saat berucap kata
Dialah sinar dan cahaya yang kami selalu ikuti setelah Allah
Dia senantiasa mendengar dan melihat
Andaikata pada hari mereka memakamkan beliau di lahad
Dan menimbunkan tanah di atasnya
Allah tiada sisakan seorangpun di antara kami setelah wafatnya
Dan tidak ada yang hidup di antara kami wanita dan laki-laki
Seluruh pundak Bani An-Najjar menjadi lunglai hina
Namun ini semua adalah ketetapan Allah yang telah ditakdirkan
Tatkala rampasan perang dibagi kepada seluruh manusia
Mereka merusaknya terang-terangan di antara mereka tiada guna
Hassan bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu juga berkata menangisi Rasulullah dalam syairnya yang lain:
Aku bersumpah bahwa tidak ada orang yang lebih peduli daripadaku
Dalam sumpah yangjujur tanpa ada cela
Demi Allah, wanita tidak akan ada lagi yang hamil dan melahirkan anak
Sebagaimana Sang Rasul, nabi seluruh ummat dan pemberi petunjuk
Allah tidak ciptakan satu makhluk-Nya di antara seluruh makhluk-Nya
Yang lebih memenuhi tanggungan tetangga dan menepati janjinya
Daripada orang yang berada di tempat kami yang cahayanya senantiasa dicari
Perintahnya berlimpah berkah, adil dan mengarah tepat
Isteri-isterimu mengosongkan rumah-rumah di hari berduka
Mereka tidak lagi memasangpasak di belakang tirai
Mereka bagaikan biarawati-biarawati yang memakai pakaian usang
Yakin akan berselimutkan kemalangan setelah bergelimang kebahagiaan
Wahai manusia terbaik, sungguh aku kini berada di sebuah sungai
Aku bagaikan seorang yang haus dalam kesendirian. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media