DOA adalah permohonan manusia yang ditujukan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Setiap harapan dan keinginan manusia dipanjatkan melalui doa-doa. Sebagian besar di antara manusia tentu berhadap doa-doanya cepat terkabul. Syekh Ibnu Atha’illah dalam Kitab Al-Hikam menerangkan ada kondisi dan situasi yang dapat mempercepat doa dikabulkan (doa mustajab) oleh Allah SWT.
“Tidak ada yang menyegerakan (terkabulnya doa) kecuali saat terdesak dan tidak ada yang bisa mempercepat tibanya pemberian Allah kepada kamu, kecuali rasa rendah hati serta sikap membutuhkan.” (Syekh Atha’illah, Al-Hikam).
Dikutip dari Republika, terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustadz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Atha’illah dengan mengutip sejumlah ayat Alquran tentang doa mustajab.
اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ
“Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.” (QS An-Naml: 62)
BACA JUGA: 7 Doa Agar Dimudahkan Rezeki yang Halal
Orang yang terdesak keadaan atau terpaksa adalah mereka yang merasa sudah tidak ada daya dan tidak ada kekuatan lain yang dapat menolongnya, baik dari luar atau dari dirinya sendiri. Jadi tidak ada yang dapat menolongnya selain Allah SWT.
Orang yang dalam kondisi seperti itu ingin segera dapat tercapai keinginan atau kebutuhannya. Itulah yang disebut bertauhid atau mengesakan Allah. Bisa saja orang ini masuk dalam kondisi doa mustajab. Dia ibarat orang yang akan tenggelam di lautan atau tersesat di hutan yang seram.
۞ اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعَامِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغَارِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS At-Taubah: 60)
Seseorang yang dalam kondisi darurat dan tidak ada lagi orang lain yang dapat menolongnya, kecuali rahmat dan karunia dari Allah. Sebab dia sendiri sudah terlalu miskin dan lemah sehingga tidak ada sesuatu yang dapat dia jadikan sebab datangnya pertolongan Allah.
Maka dalam kondisi itu dia merasa rendah hati, sebab dia meminta kepada Allah tanpa mengajukan permintaan apa pun. Dia hanya pasrah menerima apa pun bentuk pertolongan Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah semata-mata, kalimat ini suatu kekayaan dari kekayaan surga.”
Setelah mengetahui syarat doa mustajab di atas, setiap muslim hendaknya mengetahui 25 doa mustajab beserta asbabun nuzulnya di bawah in.
Doa Mustajab Pertama: Doa Mohon Kesolehan
Robbanaa taqqobal minnaa innaka antas sami’ul ‘aliim. Robbannaa waj’alna muslimaini laka wa min dzuriyyatinaa umatan muslimatan laka wa arinaa manasikanaa wa tub ‘alainaa innaka antat tawwabur rohiim.
“Ya Allah, terimalah bakti kami. Sungguh Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikan kami berdua orang yang taat pada‐Mu, dan jadikanlah keturunan kami umat yang patuh pada‐Mu. Tunjukkan tata cara dan tempat ibadah haji kami, serta terimalah taubat kami. Sungguh Kau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al‐Baqarah: 127‐128).
Penjelasan:
Doa ini dibaca Nabi Ibrahim ketika selesai membangun Kabah, yang waktu itu ditimpa banjir besar (zaman Nabi Nuh). Kemudian Nabi Ibrahim dibantu puteranya Ismail membangun kembali Ka’bah.
Doa Mustajab Kedua: Doa Mohon Kebaikan Dunia Akhirat
Robbanaa atinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah waqinaa azabannaar.
“Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka.” (QS. Al‐Baqarah: 201).
Penjelasan:
Dalam Al‐Quran dijelaskan bahwa doa ini dibaca oleh orang‐orang muslim yang ikhlas selesai melaksanakan haji. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa doa ini mengandung seluruh kebaikan di dunia akhirat serta bisa menghindarkan dari segala kejelekan. Baik sekali doa ini dibaca pada setiap kesempatan.
Doa Mustajab Ketiga: Doa Tabah Menghadapi Lawan
Robbanaa afrigh ‘alainaa Sobron wa tsabit aqdaamanaa wansurnaa ‘alal qoumil kaafiriin.
“Ya Allah, limpahkanlah kesabaran pada kami, kokohkan pendirian kami, serta tolonglah kami untuk mengalahkan orang‐orang kafir.” (QS. Al‐Baqarah: 250).
Penjelasan:
Dijelaskan dalam Al‐Quran, bahwa doa ini dibaca oleh sekelompok mukmin yang bergabung dengan pasukan Thalut melawan jalut. Dengan doa ini dan atas izin Allah SWT. pasukan Thalut dapat mengalahkan Jalut, dan Nabi Daud membunuh Jalut.
Doa Mustajab Keempat: Doa Keselamatan
Robbanaa laa tuakzidnaa in nasiinaa wa akhto’naa robbanaa wa laa tahmil ‘alainaa isron kama hamaltahu ‘alal ladzIina min qoblinaa.
Robbanaa wa laa tuahamilnaa maa laa thooqoto lanaa bihi wa’fua ’anna waghfir lanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qoumil kaafiriin.
“Ya Allah, jangan siksa kami karena lupa atau bersalah. Ya Allah, jangan bebankan pada kami beban berat seperti Kau bebankan pada orang‐orang sebelum kami. Ya Allah, jangan Kau pikulkan pada kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Ampunilah dan maafkan kami, serta rahmatilah kami. Kaulah Penolong kami, maka tolonglah kami untuk mengalahkan orang‐orang kafir.” (QS. Al‐Baqoroh: 286).
Penjelasan:
Ibnu Katsir merangkum sepuluh hadist tentang keutamaan membaca doa diatas. Diantaranya hadist: “Barangsiapa yang membaca dua ayat akhir surah Al‐Baqarah (ayat 285‐286) setiap malam, maka dia akan mendapatkan keselamatan.”
Doa Mustajab Kelima: Doa Menghindari Kesesatan
Robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wa hab lanaa min ladunka rohmatan innaka antal wahhab.
“Ya Allah, jangan Kau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Kau beri petunjuk pada kami, dan rahmatilah kami. Sungguh Kau Maha Pemberi karunia.” (QS. Ali ‘Imrôn: 8).
Penjelasan:
Doa ini dibaca oleh ahli ilmu yang beriman kepada keagungan Al‐Quran. Dan mereka berdoa kepada Allah SWT. agar tetap dalam jalan kebenaran, tidak condong kepada kesesatan setelah mendapatkan petunjuk, serta memohon curahan rahmat‐Nya.
BACA JUGA: 3 Tingkatan Doa dalam Menolak Musibah
Doa Mustajab Keenam: Doa Husnul Khôtimah (akhir yang baik).
Robbanaa innanna sami’naa munadiyan yunaadi lil iiman an aamanu birobikun fa amannaa. Robbanaa faghfir lanaa dzunubaana wa kafir sayyiatinaa wa taffannaa ma’al abror. Robbanaa wa aatinaa ma wa’attanaa ‘ala rusulika wa laa tukhzinaa yaumal qiyamah innaka laa tukhliful mi’aad.
“Ya Allah sungguh kami telah mendengar seruan yang menyeru pada iman: “Berimanlah kamu kepada Allah, maka kami pun beriman. Ya Allah, ampunilah dosa dan hapuskan kesalahan‐kesalahan kami, serta matikan kami beserta orang‐orang yang banyak berbuat kebajikan. Ya Allah, berilah apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul‐rasul‐Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat nanti. Sungguh Engkau sama sekali tidak akan pernah menyalahi janji.” (QS. Ali Imrôn: 193‐294).
Penjelasan:
Baik sekali doa di atas dibaca pada setiap kesempatan, tapi lebih utama pada waktu tengah malam (sepertiga malam) sampai menjelang shubuh. Karena ayat ini pula yang dibaca Nabi Saw. ketika bangun dari tidurnya sambil memandang langit. (HR. Bukhari).
Doa Mustajab Ketujuh: Doa Taubat
Robbanaa dzolamnaa anfusanaa wa inlam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakunnaa minal khoosiriin.
“Ya Allah, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Kau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat pada kami, niscaya kami termasuk orang‐orang yang rugi.” (QS. Al‐A’rôf 23).
Penjelasan:
Doa ini doa Nabi Adam dan isterinya Hawa, ketika keduanya dikeluarkan dari surga. []