DALAM Mazhab Syafi’i, rukun shalat ada 13. Rukun shalat ini wajib dipenuhi ketika mendirikan shalat. Salah satu yang harus dipenuhi di dalamnya adalah beberapa syarat takbiratul Ihram.
Memang, salah satu dari ketiga belas rukun shalat tersebut adalah “Takbiratul Ihram” yaitu mengucapkan lafaz “Allahu Akbar” ketika memulai salat.
Dalil tentang hal itu adalah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah. Ia berkata, Rasulullah ﷺ pernah masuk masjid. Lalu ada seorang lelaki masuk dan melakukan shalat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah.
BACA JUGA: Inilah Rukun Shalat yang Wajib Diketahui Muslim
Beliau ﷺ menjawab salamnya lalu bersabda, “Kembalilah dan salatlah karena sesungguhnya kamu belum shalat.
Lelaki itu kembali shalat. Setelah shalatnya yang kedua ia mendatangi Nabi SAW dan memberi salam.
Kemudian beliau ﷺ bersabda lagi, “Kembalilah dan shalatlah, karena sesungguhnya kamu belum shalat. Sehingga orang itu mengulangi shalatnya sebanyak tiga kali.
Lelaki itu berkata, “Demi Dzat yang mengutus Kamu dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua. Ajarilah saya.”
Beliau ﷺ bersabda, “Bila kamu melakukan shalat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al-Qur’an yang mudah bagimu. Setelah itu ruku’ hingga kamu tenang dalam ruku’mu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga kamu tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga kamu tenang dalam dudukmu. Kerjakanlah semua itu dalam seluruh shalatmu.” (HR Al-Bukhari, Muslim)
Tuntunan mengenai rukun shalat tersebut juga dijelaskan dalam Kitab Safinatun Najah, kitab ringkas berisi dasar-dasar ilmu fikih Mazhab Syafi’i yang ditulis oleh Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami (ulama asal Yaman).
BACA JUGA: Ragam dan Jenis Shalat, Inilah Pendapat dari 4 Mazhab
Mengenai takbiratul ihram, dijelaskan ada 16 syaratnya.
(فصل) شُرُوْطُ تَكْبِيْرَةِ الْإِحْرَامِ سِتَّةَ عَشَرَ: أَنْ تَقَعَ حَالَةَ الْقِيَامِ فِي الْفَرْضِ، وَأَنْ تَكُوْنَ بِالْعَرَبِيَّةِ، وَأَنْ تَكُوْنَ بِلَفْظِ الْجَلَالَةِ وَبِلَفْظِ أَكْبَرُ، وَالتَّرْتِيْبُ بَيْنَ اللَّفْظَيْنِ، وَأَنْ لَايَمُدَّ هَمْزَةَ الْجَلَالَةِ وَعَدَمُ مَدِّ بَاءِ أَكْبَرُ، وَأَنْ لَا يُشَدِّدَ الْبَاءَ، وَأَنْ لَايَزِيْدَ وَاوًا سَاكِنَةً أَوْ مُتَحَرِّكَةً بَيْنَ الْكَلِمَتَيْنِ، وَأَنْ لَايَزِيْدَ وَاوًا قَبْلَ الْجَلَالَةِ، وَأَنْ لَايَقِفَ بَيْنَ كَلِمَتَيِ التَّكْبِيْرِ وَقْفَةً طَوِيْلَةً وَلَا قَصِيْرَةً، وَأَنْ يُسْمِعَ نَفْسَهُ جَمِيْعَ حُرُوْفِهَا: وَدُخُوْلُ الْوَقْتِ فِي الْمُؤَقَّتِ وَإِيْقَاعُهَا حَالَ الإِسْتِقْبَالِ، وَأَنْ لَا يَخِلَّ بِحَرْفٍ مِنْ حُرُوْفِهَا، وَتَأْخِيْرُ تَكْبِيْرَةِ الْمَأْمُوْمِ عَنْ تَكْبِيْرَةِ الْإِمَامِ.
Syarat takbiratul ihram ada 16 yaitu:
1. Syarat Takbiratul Ihram: Harus dibaca ketika berdiri pada shalat fardhu.
2. Syarat Takbiratul Ihram: Harus dengan Bahasa Arab.
3. Syarat Takbiratul Ihram: Harus dengan Lafaz Al-Jalalah (الله).
4. Syarat Takbiratul Ihram: Harus dengan Lafaz Akbar (أكبر).
5. Syarat Takbiratul Ihram: Harus dibaca tartib antara kedua lafaz tersebut (ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ).
6. Syarat Takbiratul Ihram: Tidak boleh (dibaca) panjang huruf Hamzah-nya Lafaz Al-Jalalah.
7. Syarat Takbiratul Ihram: Tidak ada Mad (bacaan panjang) pada huruf ba’-nya lafaz Akbar.
8. Syarat Takbiratul Ihram: Tidak ada Tasydid pada huruf Ba’-nya.
9. Syarat Takbiratul Ihram: Tidak boleh ada tambahan waw sukun atau ber-harakat di antara lafaz Al-Jalalah dan Akbar.
10. Syarat Takbiratul Ihram: Tidak boleh ada tambahan waw sebelum lafaz Al-Jalalah.
11. Syarat Takbiratul Ihram: Tidak boleh berhenti sebentar atau lama di antara kalimat takbir.
BACA JUGA: 8 Tempat Dilarang Shalat
12. Syarat Takbiratul Ihram: Harus bisa mendengar seluruh huruf-hurufnya (bacaannya).
13. Syarat Takbiratul Ihram: Harus diucapkan ketika memasuki waktu shalat.
14. Syarat Takbiratul Ihram: Harus diucapkan ketika menghadap Qiblat.
15. Syarat Takbiratul Ihram: Tidak boleh menyela dengan satu huruf pun dari huruf-hurufnya.
16. Syarat Takbiratul Ihram:Takbir-nya makmun harus lebih akhir dari takbir-nya Imam. []
Referensi: Safinatun Najah/Karya: Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami