KEHIDUPAN di dunia merupakan tabungan amal. Dari Aisyah radhiallahu’anha, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda kepadanya,
إنَّ لك من الأجرِ على قدْرِ نَصَبِك و نفقتِك
“Sesungguhnya pahala yang engkau dapatkan sebanding dengan kadar kesulitan yang engkau rasakan dan nafkah (biaya) yang engkau keluarkan.”
(HR. Ad Daruquthni dan Al Hakim dalam Shahih Al Jami’ no.2160).
Percayakah Anda, bila kebanyakan orang-orang besar itu bila dikasih senang dan bahagia tapi masih mencari susah?
Jika dikasih nikmat yang banyak akan bersyukur tapi takut melenakannya. Jika diberi kemudahan, ia khawatir membekukan spirit perjuangannya.
Mencari susah artinya tidak mau berada pada zona nyaman. Saat Allah memberikannya banyak rezeki maka segera dikeluarkan untuk membayar semua tanggungan dan kewajibannya.
Bahkan ia tak akan takut uangnya habis tak tersisa. Karena ia menyadari Allah akan menambahkan nikmat Nya bila dimanfaatkan semestinya dan justru cepat habis saat menahannya.
BACA JUGA: Amal Baik Orang-orang yang Berdusta
Betapa banyak orang setelah mendapatkan sedikit kenikmatan, malah lupa diri, hingga menahan hartanya karena takut berkurang. Ujungnya menyesal karena terbengkalainya urusannya dan gagal dalam menunaikan kewajiban.
Jiwa seorang beriman selalu harap cemas, takut saat kenikmatan melalaikan dan tidak membiarkan dirinya dalam zona nyaman.
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda kepada seorang pemuda yang sedang sakaratul maut,
“Apa yang kamu rasakan (dalam hatimu) saat ini?” Dia menjawab: “Demi Allah, wahai Rasulullah, sungguh (saat ini) aku (benar-benar) mengharapkan (rahmat) Allah dan aku (benar-benar) takut akan (siksaan-Nya akibat dari) dosa-dosaku.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah terkumpul dua sifat ini (berharap dan takut) dalam hati seorang hamba dalam kondisi seperti ini kecuali Allah akan memberikan apa yang diharapkannya dan menyelamatkannya dari apa yang ditakutkannya.” (HR Tirmidzi)
Sejatinya jalan menuju surga itu pahit maka tidak mungkin bisa meraihnya jika tidak melalui kepahitan. Seperti pepatah mengatakan bahwa pelaut ulung tidak lahir dari ombak yang tenang.
Untuk menjadi orang besar dan kuat tentu membutuhkan pengorbanan.
BACA JUGA: Agar Rezeki Melimpah, Ikhtiar dengan 4 Amalan Ini
Dalam hal apapun, mulailah mencari susah dengan menabung amal.
Kita sekarang bisa jadi buah dari tabungan amal kita masa lalu. Diri kita yang akan datang bisa jadi merupakan hasil tabungan amal kita sekarang.
Tabungan amal hanya bisa diisi dengan cara bersusah payah untuk memenuhinya. Sehingga Allah melayakkan diri kita mendapatkan hal-hal besar di dunia ataupun akhirat.
Wallahu a’lam bi showab. []