TAFAKUR merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya, untuk itu setiap muslim harus mengetahui lima macam tafakur dalam Islam.
Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata,
“Tidak ada ibadah yang pahalanya sepadan dengan tafakur.”
Beberapa ulama juga mengatakan, “Tafakur itu merupakan pelita hati. Jika tafakur hilang, hilang pula pelita hati.”
Berikut lima macam tafakur dalam Islam dan juga hasilnya:
1. Tafakur dalam Islam: Tafakur Tentang Ayat-ayat Allah, Melahirkan Tauhid dan Yakin Kepada Allah
Sebagai seorang muslim tauhid dan yakin itu sangat amat penting dan tidak boleh sampai disepelekan.
Tafakur tentang ayat-ayat Allah, yaitu tafakur tentang ciptaan Allah yang luar biasa menakjubkan dan bukti-bukti kekuasaan-Nya.
Harusnya kita bisa lebih menengok luar biasa Maha Besar Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Allah SWT berfirman,
”Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat: 20-21).
Keyakinan kepada-Nya akan melahirkan ketenangan dan semangat
2. Tafakur dalam Islam: Tafakur Tentang Nikmat-nikmat Allah, Melahirkan Rasa Cinta dan Syukur Kepada Allah
Allah berfirman dalam QS. Al-Araf: 69
“Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah agar kamu beruntung”.
Nikmat Allah itu sangat banyak kepada seorang hamba, bahkan ketika seorang hamba diminta untuk menghitung nikmat Allah maka ia tidaklah mampu menghitungnya.
Dengan melihat nikmat Allah maka rasa syukur harusnya terlahir dari benak setiap muslim. Semua nikmat itu adalah tanda bahwa Allah mencintai seorang hamba.
Dan juga bisa melahirkan rasa cinta dan syukur dari seorang hamba kepada Allah SWT.
BACA JUGA: 4 Keutamaan Tafakur
3. Tafakur dalam Islam: Tafakur Tentang Janji-Janji Allah, Melahirkan Cinta Kepada Akhirat
Allah berfirman,
“Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama.” (QS. As-Sajadah: 18).
Allah juga memberikan janji yaitu dalam QS. Al-Lail: 5-7,
“Maka siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan).
Maka jika seorang hamba bertafakur atas janji-janji Allah, ia akan menemukan keyakinan dan rasa cinta kepada akhirat.
Yaitu tidak terbuai dengan indahnya dunia dan kemaksiatan yang menyesatkan bahkan menjerumuskan ke neraka-Nya.
https://www.youtube.com/watch?v=6N-NCBJvJbU
4. Tafakur dalam Islam: Tafakur Tentang Ancaman Allah, Melahirkan Sikap Waspada Terhadap Perbuatan Dosa
Tafakur dalam Islam yang satu ini membuat seorang hamba terjaga dari dosa-dosa karena ia tahu bahwa ada ancaman bagi orang-orang yang lalai.
Allah berfirman,
“Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka (QS. Al-Infitar: 14).
Akan ada ancaman bagi setiap dosa-dosa yang dilakukan manusia, seperti ditimpakan kepadanya hujan kerikil, dibenamkan ke dalam bumi, ditenggelamkan dan lain-lain.
Maka hendaknya ancama-ancaman Allah ini membuat seorang hamba lebih waspada yaitu dengan meninggalkan larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya.
BACA JUGA: Ini Bedanya Tafakur, Tadabur dan Tasyakur
5. Tafakur dalam Islam: Tafakur Tentang Kekurangan Diri dalam Melaksanakan Ketaatan Kepada Allah, Melahirkan Rasa malu Kepada Allah
Allah berfirman,
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Tafakur terhadap kekurangan sendiri yaitu menyadari bahwa sering kali belum sempurna dalam ketaatan. Maka harusnya seorang hamba merasa malu, terlebih Maha Baiknya Allah sudah memberikan segala nikmat.
Dengan bertafakur, maka seorang hamba dapat menyadari bahwa Allah adalah maha Melihat apa pun yang seorang hamba kerjakan.
Allah mengetahui apa pun bahkan yang manusia bisikkan di dalam hatinya. Allah berfirman,
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. (QS. Qaf: 16).
Itulah tafakur dalam Islam yang seharusnya seorang hamba laksanakan. Dengan bertafakur banyak sekali hikmah yang bisa didapat untuk diri.
Yaitu hikmah kesadaran, ketaatan dan masih banyak lagi. Maka bertafakurlah kepada-Nya dan laksanakanlah segala perintah-Nya.
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016