JIKA kita bicara tentang kitab tafsir ringkas, maka kitab terbaik dalam tema ini – menurut saya – adalah Tafsir Jalalain. Kitab ini dikarang oleh dua orang imam, yaitu Imam Jalaluddin Al-Mahalli (w. 864 H) dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi (w. 870 H).
Al-Mahalli memulai dari surat Al-Kahfi sampai surat Al-Ikhlas. Akan tetapi belum sempat menyelesaikan tafsir untuk sisanya, beliau keburu wafat.
BACA JUGA: Mengapa Isi Alquran Tidak Seluruhnya Ditafsirkan di Zaman Rasulullah?
Lalu kitab ini disempurnakan oleh Imam As-Suyuthi dimulai dari surat Al-Baqarah sampai akhir surat Al-Isra’. Maka kitab ini dinamakan “Tafsir Jalalain”, karena disusun oleh dua Jalal, yaitu Jalauddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi.
Ada sebagian ulama yang menyatakan, sebenarnya Imam Al-Mahalli telah memulai menafsirkan beberapa ayat awal-awal surat Al-Baqarah, tapi karena tanggung, maka Imam As-Suyuthi manghapusnya.
Saya katakan terbaik, karena kitab ini disusun dengan begitu sederhana, simple, dengan gaya bahasa yang sangat mudah dipahami, tapi begitu kuat sisi keilmiahannya. Ini menunjukkan, betapa tinggi dan kokohnya keilmuan kedua pengarangnya.
Hampir-hampir tidak saya dapatkan kitab semisalnya dalam tema ini. Maka wajar sekali jika kitab ini begitu masyhur serta dipelajari oleh para penuntut ilmu di seluruh penjuru dunia, termasuk di negeri kita, Indonesia.
Saking ringkasnya kitab ini, sampai-sampai pengarang kitab “Kasyfu Adz-Dzunun” yaitu Haji Khalifah menukil dari sebagian ulama Yaman menyatakan: “Aku pernah menghitung jumlah huruf-huruf Al-Quran dan tafsir Jalalain, maka aku mendapatkan jumlah keduanya sama sampai surat Al-Muzzammil.
Baru mulai surat Al-Muddatsir jumlah tafsir Al-Qurannya lebih banyak. Maka dengan demikian, boleh untuk membawanya tanpa wudhu terlebih dahulu.”(Kasyfu Adz-Dzunun, hlm. 445)
Tafsir Jalalin yang saya miliki saat ini (sebagaimana terlampir), walaupun cetakan lokal, tapi menurut saya cukup istimewa. Karena di hamisynya (di halaman pinggirnya) ditambahkan beberapa catatan dari empat kitab.
BACA JUGA: Tafsir Mimpi Bertemu Ular Menurut Ibnu Sirin
Lubabul Nuqul fi Asbabil Nuzul (karya Imam As-Suyuthi), Ma’rifatun Nasikh wal Mansukh (karya Imam Muhammad bin Hazm), Alfiyyah fi Gharibil Al-Fadzil Qur’an (karya Imam Al-Iraqi), dan terakhir Risalah Jalilah tentang lughat kabilah Arab (karya Imam Abul Qasim bin Salam). Dengan demikian menjadi lebih sempurna.
Sudah selayaknya para penuntut ilmu meluangkan waktu untuk mempelajari kitab tafsir yang super keren ini, sebelum mempelajari kitab-kitab tafsir yang lebih luas.
Sangat cocok juga untuk diajarkan di masjid-masjid para kajian rutin, sekalipun pesertanya masyarakat awam.
Facebook: Abdullah Al-Jirani