Oleh : Junaidi Mujab,M.Ag. | junaidikoto122@gmail.com
Tafsir Surat An-Naba ayat 11 – 16
Setelah Allah menyebutkan kekuasaannya menjadikan dan menyediakan waktu malam sebagai istirahat dan pakaian menutup rahasia malam dan waktu siang untuk berusaha mencari penghidupan, selanjutnya Allah membangunkan langit beserta isinya yang bermanfaat untuk kehidupan manusia baik di waktu malam maupun siang.
Seperti terdapat pada dua ayat berikutnya;
(11) وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا (12) وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا “
“dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh, dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),”
Yang dimaksud dengan tujuh yang kokoh dalam dalam ayat 11 adalah tujuh langit.
BACA JUGA: Tafsir Surat An-Naba Ayat 6-10
Yang dimaksud dengan langit bagi kita orang awam adalah sesuatu yang tinggi yang berwarna biru di waktu kita berada di permukaan bumi.
Kita sering menyebut; “langit biru” atau “sekarang langit biru atau berawan” Allah sendiri juga sering menyebut langit dalam pengertian manusia awam seperti ;
” وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
“Dan Allah telah menurunkan dari langit air.(al-Baqarah: 21)
Tafsir Surat An-Naba ayat 11 – 16
Adapun langit dalam pengertian lain adalah benda-benda luar angkasa. Isyarat itu terdapat dalam ayat ini yang menyatakan ada tujuh langit yang kokoh.
Tujuh yang dimaksud di sini bukanlah bilangan tetapi menunjukkan banyak.
Menurut Ibnu ‘Asyur sebagaimana dikutb M.Quraisy Shihab “bisa saja angka ini menunjuk kepada tujuh planet yang pada masa lampau diduga hanya ketujuhnya yang mengitari matahari.” Ternyata setelah itu diketahui bahwa planet yang mengitari matahari itu lebih dari tujuh.[ Shihab, Op.Cit, h. 11]
Selanjutnya Allah memberikan sumber kebutuhan primer dan skunder seperti terdapat pada ayat berikutnya;
وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا (14) لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا (15)
“dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan.”
Menurut Ibnu Katsir kata al-Mu’shirat berarti awan.
Hujan merupakan hasil kumpulan uap-uap air lautan dan samudra yang membentuk awan lalu dibawa oleh angin menurut kehendak Allah dan kemudian berubah – setelah semakin membesar – menjadi tetesan air atau salju atau kedua-duanya. Uap-uap air yang terkumpul bagaikan diperas lalu tercurah dalam bentuk hujan atau embun.[Ibid.]
Tafsir Surat An-Naba ayat 11 – 16
Air merupakan sumber kebutuhan primer karena dengan air itu tumbuhlah biji-bijian, seperti padi, gandum, jagung dan lain sebagainya sebagai makanan pokok manusia.
Kemudian nabat yaitu tumbuhan berupa sayuran dan tanaman untuk bahan makanan campuran bagi manusia.
Juga untuk makanan bagi binatang ternak yang akhirnya juga sebagai makanan pelengkap dan penyempurna seperti daging dan susunya.
BACA JUGA: Tafsir Surat An-Naba 1-5
Di samping biji-bijian dan sayuran juga ditumbuhkan kebun-kebun seperti pada ayat berikutnya;
وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا
“dan kebun-kebun yang lebat” jannatin bisa saja berbentuk buah-buahan lebat lagi banyak macamnya sebagai bahan makanan tambahan seperti korma, anggur, mangga, rambutan, durian dan yang tidak terhitung macam-macamnya.
Jannatin juga bisa berbentuk taman-taman wisata untuk sarana hiburan bagi manusia. []