Tag: fiksi

Kholis tersentak mendengar seruan tersebut, 'Ramadhan?'. Segera ia berlari ke arah sumber suara.

Bapak mesam-mesem meledek. Beliau mengelus kepalaku yang ditutupi kerudung warna biru muda.

"Kau sendirian? Naik apa? Tak baik anak gadis bepergian sendirian," tanya Rahman.

Setelah lebih dari separuh hidupmu hanya ‘Gusti’ yang kaukenal.

“Ibu sebenarnya kenapa? Tadi pagi kita masih baik-baik saja. Apa Hana punya salah?”

"Orang ketiga? Maksud Bu Ratih, bapak...,"

Kini giliran Ucok menunjukkan skill kepada temannya, bola terakhir di meja, satu kartu di tangannya.

Mereka seenaknya menjual dan memanfaatkannya. Lelaki itu benar-benar bosan pada hidupnya. Persetan dengan semuanya!

Aku terdiam, menarik nafas. Ruangan kelas yang kosong makin sunyi.

"Kalo mau ya coba saja, jangan maunya aja, azannya malu-malu," sindirnya.