Oleh: Shela Rahmadhani
shelarahmadhani@gmail.com
SEBUAH cerita indah di suatu kehidupan islam, dimana perselisihan berakhir dengan cinta. Dunia itu memang indah, namun bagi muslim, akhirat tiada tandingannya. Sangat gampang bagi seorang muslim meletakkan dunia jika dia faham apa itu akhirat.
Ketika dua insan dihadapkan dengan ujian dunia dan hampir saja mereka jatuh pada kekeliruan. Sebut saja mereka Andi dan Budi.
Andi adalah seorang yang kuat secara materi, sedangkan Budi adalah pemilik sebuah unit jasa yang terhempas oleh materi. Kemudian mereka dipertemukan oleh Allah. Entah apa kesepakatan awal yang mereka lakukan masih kurang jelas, yang penting bagi mereka jalan dulu. Maka, Andi aktif memberikan sumbangsih kepada Budi tanpa hitung-hitungan, dan Budi merasa tertolong sekali.
Bantuan itu Budi gunakan untuk pengembangan unit jasanya sampai unit jasa itu berkembang pesat dan semakin dikenal di tengah-tengah masyarakat. Andi masih saja terus memberikan bantuan materi dan pengembangan sarana-prasarana, dan Budi pun senantiasa menjalankan unit usaha-nya dengan sebaik-baiknya. Lalu, ujian datang, beberapa program kerja Budi mengalami kendala, dan Andipun beberapa waktu berlalu mulai teliti dan rigit dalam mengontrol pemberian bantuannya akibat program yang dianggap tidak berkembang dan terkendala.
Sampailah mereka pada satu ujian, bahwa Andi mulai mengkawal secara ketat usaha budi. Budi pun mulai merasa gelisah. Budi tidak bisa melakukan apa-apa karena Andi telah berbuat banyak pada unit usahanya, tapi disatu sisi Budi juga merasa dia masih memiliki unit jasa dia sepenuhnya, dan Andi hanyalah orang yang berdonasi saja (menolong). Sampailah akhirnya masalah meruncing, dan ketidakjelasan identitas diantara mereka semakin terasa. Disebut kerja sama tidak, disebut kepemilikan tunggal juga tidak.
Maka, hubungan Andi dan Budi pun mulai retak dan saling mencurigai satu sama lain. Singkat cerita, unit jasa Budi pun beralih ke Andi karena posisi mendesak. Namun, Budi masih diam saja dengan peralihan itu sambil berfikir. Ia tidak bisa membela diri karena berada pada posisi terpojok.
Di satu sisi Andi mulai gelisah, apakah dia dzalim karena telah mengambil unit jasa Budi atau ini sudah adil karena memang Andilah yang layak untuk mengelola unit jasa tersebut karena Andilah orang yang bisa memperbaiki kekurangan unit jasa tersebut. Andi masih saja terus berfikir dan meneliti. Kedua-duanya sama-sama merenung dan memohon petunjuk Allah.
Sampailah pada titik Andi menyadari bahwa sebenarnya Andi tidak berhak mengambil unit jasa Budi, karena Budilah pendiri unit jasa tersebut, walaupun Andi memang telah banyak menolong Budi dalam mengembangkannya. Andi dengan serta merta mengembalikan unit jasa itu kepada Budi seluruhnya dan menarik aset Andi dari Budi untuk memperjelas hak kepemilikan masing-masing. Sarana dan prasarana adalah milik Andi, unit jasa adalah milik Budi. Dan, jelas sekarang kepemilikannya masing-masing dan tidak ada yang didzalimi.
Kemudian, kisah berlanjut tidak sampai disitu. Dengan berbesar hati disertai dengan kepercayaan kepada Andi, Budi menghadiahkan seluruh unit jasa yang dia miliki kepada Andi, dan mereka saling menghalalkan (bertahallul) satu sama lain. Akhirnya unit jasa tetap berjalan untuk kemaslahatan umat dengan sarana prasarana yang ada. Dan akhirnya jelas segala sesuatu.
Jelas siapa yang memiliki unit jasa secara keseluruhan sekarang yakni Andi. Andi adalah orang yang tepat untuk melanjutkan unit usaha itu dan diperoleh dengan cara yang benar yakni keridhoan Budi memberikan sebagai hadiah. Andi pun bisa tersenyum karena dia tidak menanggung kegelisahan lagi karena unit jasa itu adalah pemberian yang menjadi amanah baru baginya. Persaudaraan merekapun kembali terjalin bahkan semakin kuat, dan semakin jelas bahwa bagi mereka dunia itu sangat rendah nilainya. Bagi mereka mudah untuk mengembalikan dan memberi perihal dunia.
Budi pulang dengan wajah bahagia karena merasa puas telah mengukir sejarah pembangun pondasi unit jasanya, hingga unit jasa itu terus hidup bahkan orang lain rela menghidupkannya. Dia telah merawat satu cinta dengan memberikan satu hadiah yang sangat manis dan bernilai besar kepada Andi yakni unit jasa Budi yang memiliki kemaslahatan untuk umat selama ini.
Andi pun bahagia, karena hanya dialah sebenarnya orang yang tepat untuk melanjutkan apa apa yang sudah dirintis oleh Budi. Dia pun berhasil keluar dari kedzaliman dengan berikhtiar memperjelas apa-apa yang terlihat kabur diantara haqq dan bathil, sehingga dia layak mendapatkan hadiah manis tersebut. Semoga dengan Andi memperoleh dengan cara yang benar, menjadikan Andi dapat menjalankan unit jasa dengan berkah. Aamiin. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word