SALAH satu shalat yang dilaksanakan di malam hari ialah shalat tahajud. Shalat tahajud ini merupakan shalat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ. Mengapa? Sebab, pada waktu ini, di saat orang lain terlelap dalam tidurnya, seseorang beribadah kepada Allah SWT. Sehingga, ia bisa melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, penuh keheningan dan ketenangan.
Hanya saja, kita ketahui bahwa ada yang mengatakan shalat tahajud harus dilakukan setelah tidur. Kalau begitu, bagaimana dengan nasib orang yang tidak bisa tidur? Apakah boleh melaksanakan shalat tahajud tanpa tidur terlebih dahulu?
Ulama berbeda pendapat tentang syarat bisa disebut shalat tahajud, apakah harus tidur dulu ataukah tidak.
1. Tahajud Harus Tidur Dulu
Ini merupakan pendapat Ar-Rafi’i – ulama madzhab Syafii –. Dalam bukunya As-Syarhul Kabir, beliau menegaskan, “Tahajud istilah untuk shalat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan shalat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud.”
Setelah menyatakan keterangan di atas, Ar-Rafi’i membawakan riwayat dari katsir bin Abbas dari sahabat Al-Hajjaj bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu, “Di antara kalian menyangka ketika melakukan shalat di malam hari sampai shubuh dia merasa telah tahajud. Tahajud adalah shalat yang dikerjakan setelah tidur, kemudian shalat setelah tidur. Itulah shalatnya Rasulullah ﷺ.”
Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir mengatakan, “Sanadnya hasan, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Abu Shaleh, juru tulis Imam Al-Laits, dan Abu Shaleh ada kelemahan. Hadis ini juga diriwayatkan At-Thabrani, dengan sanad dari Ibnu Lahai’ah. Dan riwayat kedua ini dikuatkan dengan riwayat jalur sebelumnya.”
2. Tahajud Tidak Harus Tidur Dulu
“Shalat tahajud adalah semua shalat sunah yang dikerjakan setelah isya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur,” (Hasyiyah Ad-Dasuqi, 7/313).
Karena tahajud memiliki arti mujanabatul hajud (menjauhi tempat tidur). Dan semua shalat malam bisa disebut tahajud jika dilakukan setelah bangun tidur atau di waktu banyak orang tidur.
Ini berdasarkan sabda Nabi ﷺ, “Sebarkanlah salam, berilah makanan, sambung silaturahmi, dan kerjakan shalat malam ketika manusia sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat,” (HR. Ahmad, Ibn Majah, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Abu Bakr Ibnul ‘Arabi mengatakan, “Tentang makna tahajud ada 3 pendapat. Pertama, tidur kemudian shalat lalu tidur lagi, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah tidur. Ketiga, tahajud adalah shalat setelah isya. Beliau berkomentar tentang yang pertama, bahwa itu adalah pemahaman ulama tabi’in, yang menyandarkan pada ketarangan bahwa Nabi ﷺ tidur kemudian shalat, kemudian tidur, lalu shalat. Sedangkan pendapat paling kuat menurut Malikiyah adalah pendapat kedua,” (Dinukil dari Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 14/86)
Nah, bagi Anda yang dikhawatirkan tidak mampu bangun sebelum subuh untuk tahajud, dianjurkan untuk shalat sebelum tidur. Sekali pun tidak disebut tahajud oleh sebagian ulama, namun dia tetap terhitung melakukan qiyamul lail, yang pahalanya besar. Dan masih ada ibadah lain yang dapat kita lakukan di waktu malam. Baik itu membaca Al-Quran, dzikir atau pun melaksanakan shalat witir, yang kesemua itu bisa dilakukan sebelum tidur. []
Sumber: Ammi Nur Baits, Dewan Pembina Konsultasisyariah.com