PALESTINA – Kondisi kesehatan puluhan tahanan Palestina di penjara Israel yang mengikuti aksi mogok makan sejak sebulan lalu semakin memburuk.
Sejumlah di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawat medis. Mereka terus bertekad melanjutkan aksi sampai segala tuntutan dipenuhi.
Komite Media Badan Urusan Tahanan dan Pembebasan dari Organisasi Pembebasan Palestina, yang terus memantau aksi, Selasa (16/05/2017) kemarin, melaporkan bahwa puluhan peserta aksi dilarikan ke rumah sakit karena kritis.
Sebagian mereka muntah darah, pandangan melemah, pingsan dan kondisi lainnya. Bahkan, satu di antaranya koma.
Meski sudah berjalan satu bulan, tak ada tanda-tanda dari peserta untuk menghentikan aksi mereka. Bahkan, tekad para peserta aksi semakin bulat; tidak berhenti sampai tuntutan dipenuhi.
Pemimpin aksi yang merupakan pejabat gerakan Fath, Marwan Barghoti, mengancam berhenti minum. Ia tak akan menghentikan aksinya sampai tuntutan perlakuan layak dari petugas tahanan Israel dan hak-hakyang dijamin undang-undang internasional dipenuhi.
Menurut Komite Media, pihak berwenang Israel saat ini sudah mengizinkan 39 pengacara peserta aksi mengunjungi klien mereka. Namun, nama-nama yang dianggap berbahaya dan pemimpin aksi masih tidak boleh ditemui.
Dalam konteks ini, Gerakan Fath Palestina menyeru menggelar aksi mogok makan menyeluruh pada Ahad besok. Aksi ini sebagai solidaritas kepada para tahanan Palestina di penjara Israel.
Sebanyak 1500 tahanan, 17 April lalu, menggelar aksi mogok makan mendesak kondisi yang lebih baik. Aksi ini dipimpinan Marwan Barghoti yang ditahan sejak 2012 lalu.
Total tahanan Palestina saat ini diperkirakan 6500 orang. Sedikitnya 51 di antaranya wanita dan sejumlah lainnya anak-anak.[]
Sumber: Al-Jazeera