DAKWAH, pada realitanya dalam melaksanakan kewajiban dakwah kita harus memperhatikan tahapan-tahapannya. Jika dilihat dari segi skala prioritas, materi (mawdhu) yang harus disampaikan dai kepada mad’u-nya. Ada tahapan dakwah yang harus kita perhatikan agar tidak merusak kehidupan itu sendiri.
Seperti amanat dari pendiri negeri ialah ‘’Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya.’’ Bangunlah jiwanya terlebih dahulu. Bimbinglah jiwa-jiwa anak negeri ini menuju manusia adil dan beradab, baru kemudian bangunlah badannya. Membangun jiwa dengan Pendidikan dakwah.
Sebagaimana mendidik balita, maka harus ada tahapan dakwah dalam islam. Karena yang di dakwahi itu harus sampai ke hati manusia.
Maka harus perhatikan hal berikut :• Materi (mawdhu) dakwah yang harus disampaikan, yaitu :
a. Akidah
Salah satu landasan penting dalam ajaran islam adalah akidah. Yaitu suatu akad atau ikatan yang dipegang teguh dan tersimpan kuat didalam lubuk hati sebagai ketetapan yang tidak ada keraguan dengan penuh keyakinan kepada Allah dan tidak dapat beralih dari pada-Nya.
Kenapa akidah ini menjadi hal yang perlu dimiliki dan dipegang teguh, karena alam ini ada pemiliknya didunia dan akhirat. Dengannya akan mengarahkan seorang muslim menuju satu tujuan yang dicita-citakan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
BACA JUGA : Proses Dakwah
b. Ibadah/Syariat
Ibadah secara Bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna maksudnya satu.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa Khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).
Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati).
Sedangkat shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.
c. Akhlak
Akhlak dalam Bahasa arab berasal dari kata Khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong untuk melakukan suatu perbuatan.
Sementara itu, menurut Imam Al-Ghazali, akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memicu perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Berikut adalah tiga tahapan dakwah yang harus diperhatikan :
• Tahap dakwah berdasarkan skala objek dakwah (mad’u)
1. Tahapan Dakwah: Dakwah dhatiyyah (tahap dakwah terhadap diri sendiri)
Secara Bahasa, kata dhatiyyah berasal dari kata dhat yang berarti diri sendiri. Di dalam ilmu komunikasi, identic dengan istilah komunikasi intrapersonal (komunikator dan komunikannya diri sendiri dalam melakukan proses decoding).
Dakwah dhatiyyah, yaitu dakwah seseorang kepada dirinya sendiri dalam bentuk wiqayah al-nafs. Hal tersebut bermaksud sebagai upaya untuk memperbaiki diri ataupun membangun kualitas dan kepribadian diri yang islami.
BACA JUGA : Dakwah Islam dan Tantangannya di Era Digital 4.0
Menjaga diri sendiri merupakan sesuatu yang harus diprioritaskan sebagaimana petunjuk dalam Q.S At-Tahrim : 66 :
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
yaaa ayyuhallaziina aamanuu quuu angfusakum wa ahliikum naarow wa quuduhan-naasu wal-hijaarotu ‘alaihaa malaaa-ikatun ghilaazhung syidaadul laa ya’shuunalloha maaa amarohum wa yaf’aluuna maa yu-maruun
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6).
https://www.youtube.com/watch?v=dnxidngvdYE&t=36s
2. Tahapan Dakwah: Dakwah fi Dakhil al-Bayt (tahap dakwah di internal keluarga)
Dakwahnya seseorang kepada orang lain dilingkungan keluarga dalam bentuk ta’lim (pengajaran) dan tatbiq (pelaksanaan/implementasi).
Tahapan dakwah ini diantaranya dengan membina kehidupan beragama keluarga, baik dari segi keilmuan maupun pengalaman.
Sebagai upaya menjaga hubungan baik dan keharmonisan keluarga, memberikan bimbingan tentang masalah yang dialami keluarga, dll. Dakwah ini juga disebut dengan ‘’Dakwah usrah’’ dengan bentuk dakwah ‘’Wiqayat Ahli.’’
Landasan tahapan dakwah ini, selain petunjuk dari surat At-Tahrim : 6, tentang Wiqoyat Ahli, juga firman Allah tentang dakwah indzar dalam surat Asy-Syu’ara : 214 :
وَاَ نْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَ قْرَبِيْنَ
wa angzir ‘asyiirotakal-aqrobiin
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat,” (QS. Asy-Syu’ara’ 26: Ayat 214).
3. Tahapan Dakwah: Dakwah fi kharij Baytih (tahap dakwah di eksternal keluarga)
Dakwahnya seseorang kepada orang lain diluar lingkungan keluarga dalam bentuk tadbir, tamkin, dan tatwir yang dilakukan secara langsung tatap muka atau langsung, tetapi tidak tatap muka (bermedia), baik kepada kelompok besar maupun kecil.
Demikian pula dakwah dalam membentuk kehidupan islami di lingkungan masyarakat sekitar atau membangun perekonomian umat serta pemberdayaan masyarakat lainnya. []
SUMBER : BUKU ‘’Ilmu Dakwah Perspektif Filsafat Mabadi ‘asyarah’’