Kelahiran seorang bayi merupakan kebahagiaan bagi kedua orang tua dan seluruh keluaganya. Agar tumbuh kembang bayi terjaga dengan baik, berbagai carapun dilakukan. Mulai dari pemberian vitamin hingga imunisasi.
Masalah tersebut tidak lepas dari khasanah keislaman. Selama ini telah terjadi perdebatan tentang kehalalan dan kebolehan imunisasi. Padahal, dalam Islam ada cara khusus agar bayi terhindar dari penyakit. Cara ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Teknik tersebut dikenal dengan istilah tahnik. Dalam sahih muslim disebutkan bahwa Abu Musa berucap:
“(Suatu saat) aku memiliki anak yang baru lahir, kemudian aku mendatangi Nabi Muhammad SAW, kemudian Beliau memberi nama padanya dan Beliau mentahnik dengan sebutir kurma.”
Demikian juga Aisyah berucap:
“Rasulullah SAW didatangkan anak kecil, lalu Beliau mendoakan mereka dan mentahnik mereka.”
Tahnik dilakukan dengan cara mengoleskan kurma yang sudah dilumatkan (dikunyah) ke dalam langit-langit mulut bayi. Gunanya agar bayi terlatih untuk mengunyah sekaligus untuk membantu menguatkan bayi untuk makan.
Mengapa menggunakan kurma? Dilansir dari elmina.id, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kurma memiliki kandungan penting yang dapat menjaga kesehatan bayi, melindungi dari penyakit, dan memperkuat daya tahan tubuh. Melumurkannya ke mulut bayi bisa bermanfaat untuk memeperkuat saraf mulut serta memperkuat gerakan lisan juga tenggorokan serta tulang rahang bawah melalui jilatan. Hal ini bisa membantu menyiapkan bayi untuk menghisap ASI secara alami.
Tahnik sebaiknya diiringi juga dengan pemberian nama yang baik dan do’a. Oleh, karena itu disarankan agar tahnik dilakukan oleh orang yang alim atau sholeh. Tahnik juga boleh dilakukan sendiri oleh orang tua sang bayi. Hal itu bisa memberikan makna yang mendalam serta menjalinkan ikatan kuat antara anak dan orang tua. Wallahu a’lam. []