ADA seorang tukang tahu. Setiap hari ia menjual dagangannya ke pasar. Untuk sampai ke pasar, dia harus naik angkot langganannya. Dan untuk sampai ke jalan raya, ia harus melewati pematang sawah.
Setiap pagi ia selalu berdoa kepada Allah agar dagangannya laris. Begitulah setiap hari, sebelum berangkat berdoa terlebih dahulu dan pulang sore hari.
Dagangannya selalu laris manis.
Suatu hari, ketika ia melewati sawah menuju jalan raya untuk naik angkot langganannya. Entah kenapa tiba-tiba ia terpeleset ke sawah. Semua dagangannya jatuh hancur berantakan! Jangankan untung, modal pun buntung.
Mengeluhlah ia kepada Allah, bahkan “menyalahkan” Allah, mengapa ia diberi cobaan seperti ini?
Padahal ia selalu berdoa setiap pagi.
Akhirnya ia pun pulang tidak jadi berdagang.
Tapi dua jam kemudian ia mendengar kabar, bahwa angkot langganannya yang setiap hari ia naiki, pagi itu jatuh ke dalam jurang.
Semua penumpangnya tewas.
Hanya ia satu-satunya calon penumpang yang selamat, “gara-gara” tahunya jatuh ke sawah, sehingga ia tidak jadi berdagang dan membawa pulang tahu-tahunya yang sudah rusak tadi.
Sorenya, ada seorang peternak bebek mencari dia dan hendak membeli tahu untuk makanan bebek. Peternak bebek itu mencari tahu yang rusak karena hanya untuk campuran makanan bebek saja. Spontan bapak itu menangis bahagia karena tahunya yang remuk dibeli semua oleh peternak bebek itu. []
Artikel ini beredar viral di media sosial dan blog. Kami kesulitan menyertakan sumber pertama.