TAJWID merupakan ilmu yang perlu dikuasai agar dapat membaca Alquran dengan baik. Telah banyak buku-buku yang menyajikan perihal ilmu tajwid ini. Namun, tahukan kamu siapa ulama yang pertama kali menulis kitab tajwid?
Dia adalah Abu Muzahim al-Khaqani. Namanya disebutkan dalam buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i karya Abu Ya’la Kurnaedi.
BACA JUGA: Kenapa Tajwid Penting Dipelajari?
Para ulama menjelaskan bahwa Abu Muzahim al-Khaqani merupakan ulama yang pertama kali menulis kitab tajwid. Nama lengkapnya Musa bin Ubaidullah bin Yahya bin Khaqan. Dia lahir tahun 248 Hijriah dan wafat tahun 325 Hijriah.
Imam Ibnul Jazari rahimahullah berkata tentang Abu Muzahim al-Khaqani:
“Dialah orang yang pertama kali menulis tentang tajwid” (Haji Khalifah berkata: “Orang yang pertama kali menulis tentang Tajwid adalah Musa bin Ubaidullah bin Yahya Khaqan al-Khaqani al-Baghdadi al-Muqri (wafat 325 hijriah), sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Jazari”.
Dia seorang ulama terkenal, bahkan al-Khatib berkata tentangnya: “Seorang yang tsiqah, taat, dan berasal dari kalangan Ahlus Sunnah” (Abhats fi Ilmit Tajwid).
Tulisannya dikenal juga dengan nama al-Qashidah al-Khaqaniyah. Demikianlah sebagian ulama menyebutnya. Dan, pada bait yang ke-5 dari kasidahnya dikatakan:
‘Wahai qari Alquran, baguskanlah bacaannya, niscaya Allah melipatgandakan untukmu pahala yang banyak’.
Tulisan Abu Muzahim ini sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu tajwid pada masanya dan masa-masa berikutnya. Terbukti setelah itu, bermunculanlah para ulama yang menulis kitab-kitab serupa.
Allah SWT berfirman:
وَقُرْءَانًا فَرَقْنَٰهُ لِتَقْرَأَهُۥ عَلَى ٱلنَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَٰهُ تَنزِيلًا
“Dan Alquran (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.” (QS Al Isra: 106)
Dalil tersebut menunjukkan adanya tata cara atau sifat tertentu dalam qiraah Alquran, tidak seperti membaca buku-buku biasa berbahasa Arab. Akan tetapi, Alquran mesti dibaca dengan kaifiyat atau tata cara yang diajarkan Nabi ﷺ.
Tata cara itu dirangkum oleh para ulama, hingga mereka mengistilahkannya dengan ilmu tajwid.
BACA JUGA: Pahala bagi Muslim yang Masih Terbata-bata saat Membaca Alquran
Dahulu kaum salaf mempraktikkan ushul (dasar-dasar) tajwid secara amaliah. Mereka menukil qiraah dengan cara talqin dan musyafahah (langsung mengambil dari lisan guru-gurunya). Seperti generasi pertama umat ini dari kalangan Sahabat dan Tabi’in, yang tidak belajar ilmu ini dalam kitab-kitab, tetapi langsung ber-talaqqi (berguru) kepada guru-guru mereka dengan tajwidnya, di samping kefasihan bahasa dan bersihnya lisan mereka dari ‘ujmah (gagap atau ketidakfasihan).
Seiring waktu, ilmu tajwid dan ilmu qiraah pun ditulis dalam kitab oleh para ulama. Tulisan-tulisan mereka begitu menakjubkan dan bermanfaat bagi umat, yang bisa ditemui di dalam perpustakaan-perpustakaan kaum muslimin. []
Referensi: Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i/Karya: Abu Ya’la Kurnaedi/Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi’i