Oleh: Anwar Wahdi Hasi (Pimpinan Pondok Pesantren babus-Salam, Tanggerang)
DALAM kehidupan ini, sesungguhnya Allah SWT tak pernah putus memberi rahmat dan kasih sayang kepada manusia, makhluk yang Dia muliakan di antara makhluk-makhluk lainnya. Ini sesuai dengan sifat Rahman dan Rahim yang tak pernah putus dari Dzat-Nya yang meliputi segala hal.
Karena ke rahman-rahiman ini pula, Allah tak pernah putus memberi nikmat dan karunia kehidupan dunia kepada para hamba-Nya tanpa pandang bulu, warna kulit, jenis kelamin, usia, status maupun kondisi sosialnya. Tak pandang apakah yang menerimanya seorang hamba yang taat, shalih dan mencintai-Nya, ia hamba yang durhaka, bengal, banyak berdosa, membenci dan tidak percaya kepada-Nya sekalipun.
BACA JUGA: Bersyukur saat Susah
Allah tak pernah berhenti memberi nikmat, agar setiap orang dan makhluk lainnya dapat menjalani kehidupan secara patut. Nikmat yang Dia berikan sangat banyak, melimpah dan tak terhitung.
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. an-Nahl [16]: 18).
Secara sederhana, dapat kita ambil contoh berkedipnya mata, tarikan nafas dan detakan jantung kita. Hitunglah berapa banyak mata kita berkedip, nafas kita keluar-masuk, dan jantung terus berdetak setiap harinya. Sungguh, tak akan mampu kita hitung banyaknya nikmat itu.
Lihatlah oksigen yang kita hirup setiap saat yang menopang tubuh kita hidup, bandingkan saja dengan oksigen yang disiapkan oleh rumah sakit bagi pasiennya. Harga tabung, selang dan oksigennya tidak murah untuk dibayar para penggunaannya.
Bayangkan, bagaimana jika setiap hari dalam kehidupan normal, kita harus membayar oksigen yang kita hirup dan penggunaannya harus memakai tabung dan selang? Sudah berapa rupiah yang harus kita habiskan, berapa tabung oksigen yang sudah kita hirup, dan berapa meter selang yang harus kita pakai? Subhânallâh, hidup ini sungguh sangat mahal.
Di sinilah ke rahman-rahimnya Allah kepada kita, dan betapa tak terhitung dan ternilainya nikmat yang Dia berikan. Alhamdulillah.
BACA JUGA: Lelaki Yahudi yang Bersyukur Putrinya Dinikahi Nabi
Maka, sangat tak pantas rasanya jika setiap yang hidup di dunia ini mengaku tak pernah mendapat nikmat dan karunia Allah. Karena setiap detik hidup manusia pasti ditandai dengan tarikan-tarikan nafas yang merupakan nikmat besar yang tak ternilai harganya.
Orang yang terlihat sangat miskin, tidak memiliki apa-apa, tak sepatutnya berkata bahwa Allah tidak kasih atau sayang kepadanya sehingga tidak memberinya nikmat. Sebab, nikmat bukan hanya harta atau uang yang sangat tidak berarti bila dibandingkan nikmat hidup, kesehatan dan helaan nafas.
Sungguh nikmat, karunia dan rahmat Allah tak pernah putus dan akan terus terlimpah kepada setiap orang dalam segala kondisi kehidupannya. Maka sebagai hamba-Nya, kita harus senantiasa dan tak boleh putus untuk sungguh-sungguh dan tulus bersyukur kepada-Nya. []