LEBIH dari 30 ribu warga Gaza, Palestina, tewas akibat invasi militer Israel. Namun, belum terlihat rencana militer zionis itu angkat kaki dari Gaza.
Organisasi sayap bersenjata di Palestina, Hamas, menuntut pasukan Israel untuk segera mundur dari Gaza. Mereka menyatakan tak ada kompromi terhadap pasukan zionis.
Hamas menawarkan akan menjamin pembebasan sandera yang ditangkap saat sergapan pada 7 Oktober 2023 lalu.
“Prioritas utama kami untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan adalah komitmen penuh untuk menghentikan agresi dan penarikan mundur musuh, dan tidak ada kompromi dalam hal ini,” kata Abu Obeida, juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Sabtu (9/3/2024).
BACA JUGA:Â Gara-gara Penjajah Israel, Bayi di Gaza Pakai Popok Bekas hingga Kesulitan Susu
Dia mengatakan Hamas juga menginginkan bantuan bagi rakyat Palestina, pemulangan para pengungsi dan pembangunan kembali wilayah Palestina. Mereka menyadari peringatan akan terjadinya kelaparan di wilayah yang dilanda perang tersebut.
Pernyataan itu muncul seiring memudarnya harapan terjadinya gencatan senjata. Untuk diketahui, perang antara Israel dan Hamas sudah berjalan lima bulan yang diduga dipicu serangan Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober.
Perundingan Gencatan Senjata Gagal
Sebelumnya diberitakan, delegasi Hamas meninggalkan perundingan gencatan senjata di Kairo, Mesir, tanpa ada kesepakatan. Namun, Hamas menyakini perundingan dengan Israel soal gencatan senjata selama 40 hari saat bulan Ramadan belum berakhir.
Dilansir BBC News, Kamis (7/3/2024), kelaparan warga di Gaza serta tekanan internasional yang semakin meningkat membuat gencatan senjata selama 40 hari diharapkan dapat diberlakukan pada awal Ramadan pekan depan.
Sebuah pernyataan Hamas mengatakan delegasinya meninggalkan Kairo pada Kamis pagi ‘untuk berkonsultasi dengan pimpinan gerakan tersebut, dengan negosiasi dan upaya terus dilakukan untuk menghentikan agresi, memulangkan para pengungsi dan membawa bantuan kepada rakyat kami’.
Para mediator terus berusaha keras untuk mencapai gencatan senjata sebelum bulan suci Ramadan pada Kamis (7/2). Delegasi Hamas menyatakan ketidakpuasan atas respons Israel terhadap tuntutan mereka.
Delegasi Hamas meninggalkan putaran terakhir perundingan di Kairo untuk berkonsultasi dengan pimpinan gerakan tersebut di Qatar.
Hamas telah menuntut agar Israel menarik diri dari Gaza, namun Israel menolak melakukannya.
Hamas menyandera sekitar 250 sandera dalam serangan 7 Oktober, beberapa di antaranya dibebaskan selama gencatan senjata seminggu pada bulan November tahun lalu. Otoritas Israel meyakini 99 sandera masih hidup di Gaza dan 31 orang tewas.
Israel Bersikeras Serang Hamas
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pasukan militer Tel Aviv akan terus melanjutkan serangan terhadap Hamas, termasuk di kota Rafah yang ada di selatan Jalur Gaza. Penegasan itu disampaikan Netanyahu saat tekanan internasional menghujani Israel untuk menghentikan serangannya.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya. Jumat (8/3), Netanyahu telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza itu melancarkan serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu.
Menurut laporan para pejabat Tel Aviv, sekitar 1.200 orang yang kebanyakan warga sipil tewas dan lebih dari 250 orang lainnya disandera di Jalur Gaza.
BACA JUGA:Â Invasi Penjajah Israel Akibatkan 30.717 Warga Gaza Tewas, 72.156 Terluka
Rentetan serangan yang dilancarkan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut otoritas kesehatan setempat, telah menewaskan lebih dari 30.000 orang yang sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Besarnya kehancuran dan banyaknya korban jiwa di Jalur Gaza memicu kritikan dan kecaman dari seluruh dunia terhadap Israel.
“Ada tekanan internasional dan tekanan ini terus meningkat, namun terutama ketika tekanan internasional meningkat, kita harus merapatkan barisan, kita harus bersatu dalam melawan upaya-upaya untuk menghentikan perang,” tegas Netanyahu dalam pernyataan terbarunya.
Netanyahu, saat berpidato dalam acara wisuda sekolah pelatihan perwira militer Israel, juga menegaskan bahwa Israel harus melawan “upaya yang diperhitungkan” untuk menyalahkan Israel atas kejahatan Hamas. []
SUMBER: DETIK