YERUSALEM—Pelatih klub sepakbola Israel Beitar Jerusalem dilaporkan telah mengundurkan diri pada Kamis (14/9/2017). Ia mundur setelah mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menandatangani kontrak pemain Muslim.
Menurut laporan Alaraby pada Jumat (15/9/2017), Beitar Jerusalem adalah satu-satunya tim di liga Israel yang tidak pernah memiliki pemain Muslim-Arab. Bahkan para penggemarnya kerap menyanyikan lagu-lagu anti-Palestina di pertandingan, termasuk lagu “Death to Arabs.”
Eli Cohen, seorang pelatih veteran yang baru dipekerjakan di Beitar Jerusalem awal bulan ini, telah mengatakan bahwa usaha-usaha masa lalu untuk membawa pemain Muslim ke klub tersebut selalu berakhir kegagalan.
“Saya mengalami secara langsung apa yang terjadi ketika pemain Muslim datang lima tahun yang lalu. Karena itu saya tidak akan pernah lagi memboyong pemain Muslim ke Beitar,” kata Cohen dalam sebuah wawancara dengan Yediot Aharonot, Rabu (13/9/2017).
Cohen pernah menjadi manajer di Beitar tiga kali di masa lalu, termasuk di tahun 2013 saat klub tersebut menandatangani dua pemain Muslim dari Chechnya. Hal ini membuat marah para penggemar klub dan memaksa tim Beitar mempekerjakan pengawal untuk melindungi kedua pemain tersebut.
Bahkan para penggemar yang marah hingga membakar kantor klub untuk memprotes penandatanganan dua pemain Muslim.
Beberapa jam setelah ucapan Cohen diterbitkan, presiden Beitar dan pemain sepakbola Israel, Eli Ohana, memanggil Cohen ke sebuah pertemuan. Dalam pertemuan ini Cohen meminta maaf dan mengundurkan diri, kata seorang jurubicara klub.
Anehnya, meskipun Beitar memiliki basis penggemar rasis, klub tersebut dianugerahi hadiah anti-rasisme oleh Presiden Israel Reuven Rivlin bulan lalu karena upaya mereka untuk menghadapi hasutan. []