MAKAN adalah fitrah manusia. Tanpa makan manusia sudah pasti akan menemui ajalnya. Namun, sebagai seorang Muslim hendaklah kita memerhatikan bagaimana cara makan sesuai dengan tuntunan syariah. Salah satu adab makan yaitu harus dengan tangan kanan dan tidak boleh dengan tangan kiri. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila salah seorang dari kalian makan, hendaklah dia makan dengan tangan kanannya, apabila dia minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya.”(HR.Musilim).
Kanan dan kiri jika dipadukan maka akan melahirkan kesempurnaan. Keduanya merupakan pasangan yang saling melengkapi. Kanan dan kiri adalah anugerah, kesempurnaan, dan keseimbangan yang menjadikan hidup penuh dinamika dan warna.
Bagaimana kita menilai kanan dan kiri dalam kaitannya dengan prosesi makan? Mengapa Rasulullah SAW menganjurkan kita makan dengan tangan kanan daripada tangan kiri? Kita dapat menganalogikan makan menggunakan tangan kanan dengan gerakan sholat. Ketika sedang sholat, kita meletakkan kedua belah tangan di dada dengan posisi tangan kanan kiri di bawah tangan kanan di atas. Secara anatomi dan fisiologis tubuh manusia, tangan kanan diatur oleh otak kanan. Belahan otak kiri berhubungan erat dengan proses analisis kognitif, yaitu kemampuan untuk mempelajari, menganalisis dan membuat kesimpulan. Adapun otak kanan berkaitan dengan hal-hal yang bersifat acak, artistik, keindahan, kenikmatan, dan imajinasi.
Dari fakta-fakta ini, kita bisa menarik pelajaran bahwa ternyata makan bukan sekadar mengedepankan rasa (unsur keindahan), tetapi juga harus mengedepankan analisis kebutuhan. Semua yang kita makan harus dianalisis baik buruknya atau halal tidaknya. Apakah makanan tersbut akan membwa kebaikan atau malah membawa keburukan.
Dengan demikian, membiasakan diri makan menggunakan tangan kanan, kita diharapkan terampil mengendalikan diri serta tidak melampaui batas.
Lalu apa dampak buruk makan dengan tangan kiri? Orang yang makan dengan tangan kiri lebih memprioritaskkan aspek kenikmatan dan keindahan yang kemudian menjadi sikap hedonis alias cinta dunia. Orang hedonis adalah orang gemar memperturutkan hawa nafsu. Mereka lebih mencintai makanan darpada mencintai Tuhannya alias lebih mendahulukan kehendak hawa nafsu daripada kehendak Dzat pencipta.
Orang-orang seperti ini menurut Rasulullah SAW adalah para pengikut setan. Apabila salah seorang dari kalian makan hendaklah dia makan dengan tangan kanannya dan apabila dia minum maka minumlah dengan tangan kananya. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya.
Itulah sebabnya, orang-orang semacam ini sangat terobsesi dengan makanan enak, restoran mahal, den beragam jenis kenikmatan. Semua ini menggambarkan orientasi hidup yang mendasari setiap gerak langkah mereka. Wallahualam. []