Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, urung menghadiri siding ke-72 Majelis Umum PBB, pada 20 September mendatang.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Myanmar Kyaw Zeya, Suu Kyi akan fokus menyelesaikan masalah domestik negaranya.
“Konselor negara (Aung San Suu Kyi) memiliki masalah dalam negeri yang membutuhkan lebih banyak perhatian. Oleh sebab itu wakil presiden akan memimpin delegasi Myanmar,” kata Zeya seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (12/9/2017).
Dalam beberapa waktu belakangan ini, Aung San Suu Kyi banyak dikritik dan diprotes terkait krisis Rohingya. Suu Kyi dinilai diam dan seperti membiarkan pembunuhan serta pembantaian terhadap Rohingya.
Berdasarkan laporan PBB, lebih dari 370 ribu etnis Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh. Gelombang pengungsi ini melonjak seiring dengan meningkatnya operasi militer Myanmar di negara bagian Rakhine.
Dalam operasi tersebut, militer Myanmar dilaporkan tidak hanya membakar permukiman Rohingya. Mereka memberondong penduduk dengan tembakan dan tak segan membunuh kendati korbannya adalah anak-anak atau perempuan. []