KARENA ketiadaan ilmu, seringkali manusia cape ketika berikhtiar menggapai sesuatu. Ketiadaan ilmu yang paling berbahaya adalah ketiadaan ilmu tentang tauhid: Tentang Allah.Sebutlah pemuda A dan B. Dua-duanya teramat kepengen memiliki motor. Mengingat dua-duanya harus menempuh perjalanan yang tidak ringan untuk menuju kantornya masing-masing. Namun perjalanan keduanya, adalah perjalanan yang berbeda. Yang satu, menempuh perjalanan ikhtiar bumi, perjalanan biasa. Dan yang satunya lagi, menempuh perjalanan yang berbeda, perjalanan ikhtiar langit.
Bentuk penjabarannya kira-kira demikian:
Target : Bukan DP. Tapi langsung motornya. Sebut saja 10jt.
“Kewajiban sedekah : 10% dari 10jt. Yaitu Rp. 1jt, atau yang senilai.
Target sedekah : 1jt
BACA JUGA: Perbaiki Indonesia dengan Sedekah
Berapa bulan? : Dicapai dalam 10 bulan, bila sebulannya 100rb.
Bila sudah sampai 1jt : Motor senilai akan diberikan Allah, dengan cara-Nya.
Darimana? : Perkalian 10x lipat sedekahnya.
Bisa di bawah 10bl? : Bisa. Apabila si Pemuda ini benar melengkapi dg ibadah lainnya.
Lihat bedanya dengan Pemuda A.
Si Pemuda A, begitu nyampe bulan ke-10, terkumpul uangnya 1jt. Dan dia membawa uang 1jt-nya itu ke showroom motor sebagai DP. Dan dia masih mengangsur 3 tahun. Sedang si Pemuda B, karena targetnya langsung 10jt, maka dalam hitungan bulan yang relatif sama, ia sudah mendapatkan motor yang diinginkannya, tanpa perlu mengangsur lagi.
Sedekah Yusuf mansur – selalu libatkan Allah
Baiklah, bila penjelasan ini masih dirasa kurang, Luqman Hakim masih berkenan memberikan kalimat lainnya: Si Pemuda B ini tidak cape. Sebab bila si Pemuda A menyisihkan uang untuk menabung supaya terkumpul Uang Muka, tidak demikian dengan Pemuda B. Dia menyisihkan uangnya untuk sedekah. Hasilnya memang beda. Bila Pemuda A, setelah uangnya terkumpul sejumlah DP, dia bawa uangnya ke showroom, tidak demikian dengan Pemuda B. Pemuda B ini tidak perlu ke showroom, sebab Allah sudah memberinya motor, dalam hitungan bulan yang tidak jauh dengan si Pemuda A.
Dan sebab si Pemuda A membayar ke showroom dan showroom membayarnya lagi ke leasing, maka si Pemuda A masih harus membayar cicilannya. Pemuda B, mendapatkan kelapangan dari Allah. Dia tidak harus membayar cicilan apapun, kecuali bahwa Allah Yang Maha Menyayangi Hamba-Nya menghendaki dia istiqamah dan kalau perlu meningkatkan lagi ibadahnya sesuai dengan niatannya. Motor bagi Pemuda B, dari Allah. Pemuda B mendapatkannya, dengan cara-cara-Nya.
Sebagai kalimat penutup sesi tulisan ini, bila ada cara yang tidak membuat kita cape, tidak membuat kita letih, mengapa masih memilih jalan yang sukar dan menyulitkan diri?
Libatkan Allah, maka ikhtiar kita akan jadi mudah.
Yuk selalu libatkan Allah dalam segala hal di kehidupan kita.
Setuju….?
Sumber: The Miracle of Giving/Karya: Ust. Yusuf Mansur/Penerbit: PT. Bestari Buana Murni