SAAT bayi batuk, banyak orang tua yang langsung memberikan obat batuk untuk bayi. Padahal penggunaan obat batuk pada bayi tidak boleh sembarangan. Tidak semua obat batuk aman dan disarankan untuk diberikan pada bayi. Ayo kenali obat batuk apa saja yang aman digunakan untuk bayi.
Batuk merupakan reaksi normal dan bentuk mekanisme tubuh untuk membersihkan lendir, kuman, dan kotoran dari saluran napas dan paru-paru. Batuk biasanya terjadi ketika tenggorokan, trakea, atau paru-paru mengalami iritasi, radang, atau infeksi.
BACA JUGA: Anak Demam tak Usah Risau, Cukup Lakukan 3 Hal Ini
Batuk pada bayi paling sering disebabkan oleh infeksi virus atau iritasi terhadap polusi atau kotoran (misalnya debu dan asap) di udara. Batuk karena kedua hal tersebut biasanya akan reda dengan sendirinya.
Keluhan yang cukup sering terjadi ini sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan jika tidak disertai keluhan lain, seperti demam, sesak napas, dan bayi tampak lemas.
Batuk pada bayi cukup diatasi dengan memperbanyak asupan ASI dan istirahat. Namun bila Si Kecil batuk disertai demam atau ia menjadi lebih rewel, pertimbangkan untuk memberikan obat berikut,
Jenis obat pereda demam yang aman untuk bayi yaitu paracetamol dan ibuprofen. Untuk bayi, umumnya paracetamol dan ibuprofen tersedia dalam bentuk sirup.
Paracetamol bisa diberikan bila Si Kecil sudah berusia 2 bulan, dengan syarat dia dilahirkan setelah usia kehamilan 37 minggu dan beratnya sudah lebih dari 4 kg. Paracetamol bisa meredakan demam dan nyeri akibat radang di tenggorokan yang menyebabkan bayi batuk.
Pemberian paracetamol yang tepat adalah setiap 4-6 jam sekali, serta tidak lebih dari 4 kali pemberian dalam waktu 24 jam. Agar dosis paracetamol yang diberikan sesuai, gunakan pipet atau sendok obat pada botol yang sesuai dengan takarannya.
Terlalu banyak memberikan paracetamol dapat mengakibatkan kerusakan organ hati. Oleh karenanya, pastikan untuk selalu mematuhi anjuran dosis yang diberikan. Paracetamol cenderung lebih aman untuk saluran cerna bayi dibanding ibuprofen.
BACA JUGA: Keajaiban Madu bagi Kesehatan: dari Obat Batuk hingga Obat Kanker
Ibuprofen dapat diberikan jika Si Kecil sudah berumur 3 bulan atau beratnya lebih dari 5 kg. Ibuprofen dapat mengurangi demam, nyeri, serta mengurangi peradangan.
Namun, pemberiannya sebaiknya tidak lebih dari 3 dosis dalam jangka waktu 24 jam dan jarak waktu saat memberikan obat ini juga jangan terlalu cepat (kurang dari 6 jam). Dibandingkan dengan paracetamol, ibuprofen cenderung membuat lambung bayi tidak nyaman, sehingga ia bisa mengalami efek samping berupa mual atau muntah.
Jika batuk Si Kecil tidak disertai demam, Bunda dapat memberikan larutan saline yang bisa dibeli di apotek. Selain dalam bentuk tetes, saline yang merupakan larutan garam steril ini juga tersedia dalam bentuk semprot (spray).
Larutan saline ini berfungsi mengencerkan lendir yang kental, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan, melegakan pernapasan bayi, dan melembapkan jalan napas akibat udara yang terlalu kering atau kotor.
Bunda bisa meneteskan larutan saline ke lubang hidung bayi, lalu hisap lendir menggunakan alat hisap lendir yang bentuknya seperti pipet.
Perlu dipahami bahwa paracetamol, ibuprofen, dan larutan saline hanya digunakan untuk membuat bayi merasa lebih nyaman dan dapat beristirahat hingga batuknya reda dengan sendirinya.
Bunda juga sebaiknya tidak memilih obat batuk untuk bayi atau orang dewasa yang beredar di pasaran, misalnya obat pengencer dahak atau pereda batuk, yang biasanya terdapat pada obat flu. Obat-obatan tersebut tidak aman dikonsumsi oleh anak berusia di bawah dua tahun, termasuk bayi.
Selain itu, penggunaan antibiotik juga tidak selalu dibutuhkan untuk mengobati batuk pada bayi. Antibiotik hanya digunakan jika batuk pada bayi disebabkan oleh infeksi bakteri.
Untuk menentukan apakah batuk pada bayi disebabkan oleh bakteri atau bukan dan menentukan jenis antibiotik apa yang cocok digunakan, perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh dokter.
Cara Alami Mengatasi Batuk pada Bayi
Selain pemberian obat batuk untuk bayi, batuk juga bisa diatasi dengan langkah-langkah sederhana berikut ini,
1 Memperbanyak asupan cairan
Memperbanyak cairan dapat mengurangi lendir dan membuat saluran pernapasan lebih lancar. Bayi di bawah 6 bulan hanya boleh diberi ASI, karena itu berikanlah Si Kecil lebih banyak ASI ketika ia sedang batuk. Sedangkan bayi di atas 6 bulan boleh diberikan air putih hangat diselingi dengan ASI.
2 Memanfaatkan uap air hangat
Udara lembab dapat membuat bagian dalam hidung terhindar dari kekeringan dan menjaganya tetap lembap, sekaligus melegakan saluran pernapasan.
Jika udara kering di sekitar tempat tidur bayi, gunakanlah humidifier untuk membuat udara di ruangan jadi lebih lembap. Jika tidak tersedia alat tersebut, uap yang berasal dari baskom berisi air hangat juga dapat melegakan pernapasan Si Kecil.
3 Memberikan madu
Madu bekerja mengencerkan lendir dan meredakan batuk serta membantu mengatasi infeksi pada saluran napas bayi. Khasiatnya hampir sama dengan obat batuk yang dijual di pasaran.
Berdasarkan penelitian, memberikan dua sendok teh madu (10 ml) pada anak usia 2 tahun yang menderita infeksi saluran napas bisa membuat frekuensi batuknya berkurang dan membantu anak agar dapat tidur lebih nyenyak.
Meski demikian, madu hanya disarankan untuk diberikan pada anak di atas usia 1 tahun. Hindari memberikan madu pada bayi karena dapat menyebabkan botulisme, yaitu keracunan akibat bakteri Clostridium botulinum.
BACA JUGA: Bahan Alami untuk Percepat Proses Penyembuhan Demam Berdarah Dengue
Batuk yang tidak membuat anak menjadi rewel atau tidak disertai keluhan lain sebetulnya bukanlah kondisi yang perlu diwaspadai.
Namun berhati-hatilah jika batuk pada bayi muncul bersama dengan keluhan lain, seperti demam tinggi, penurunan nafsu makan atau tidak mau menyusui, mengi, sesak napas, mual muntah, atau batuk tidak kunjung mereda dalam waktu lebih dari 7 hari. Jika bayi batuk muncul bersama keluhan-keluhan tersebut, sebaiknya periksakan ke dokter anak. []
SUMBER: ALODOKTER