JIKA semua pelaku kebaikan selalu menyembunyikan kebaikan, maka bagaimana kebaikan dan keburukan akan bertarung?
Jika pelaku kebaikan selalu menyembunyikan kebaikannya, maka bagaimana kebaikan akan exist sebagaimana keburukan?
الصراع بين الحق والباطل صراع أبدى
“Pertempuran antara kebaikan dengan keburukan adalah pertempuran yang abadi.”
Jika ada Muhammad pasti ada Abu Jahal, jika hadir Ibrahim maka Namrud tidak pernah absen. Jika Musa datang, pasti ada Fir’aun yang datang menghadang.
BACA JUGA: Nasihat Nabi soal Kebaikan
Jika pelaku kebajikan selalu menyamarkan kebaikannya, maka bagaimana mereka yang terpenjara dalam kemalasan akan termotivasi?
Sesekali menampakkan kebaikan tidaklah mengapa selama niatnya memberikan motivasi. Mari kita saling mendoakan agar bisa ikhlas selamanya.
Allah saja membolehkan kita menampakkan kebaikan, walau menyembunyikannya lebih baik. Ia berfimran, “Jika engkau menampakkan sedekahmu maka itu baik, dan jika engkau menyembunyikannya dan memberikan para fuqoro itu lebih baik.”
Yuk beningkan hati dengan berbaik sangka kepada mereka yang menampakkan kebaikannya, niat mereka hanya memberikan motivasi.
Bukankah Baginda tercinta berkata, “Siapa yang menunjukkan jalan kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.”
Bahkan Nabi SAW menjanjikan unta merah bagi siapa yang hidayah Allah kepada seseorang jatuh melalui tangannya.
Menghakimi niat seseorang membuat langkah kita terpenjara lalu sulit beramal.
نحن نحكم الظواهر والله يتولى السرائر
Kami menghukumi apa yang tampak, sedangkan Allah menghukumi yang tersembunyi, begitulah doktrin keagamaan mengajarkan kita.
Wilayah hati adalah wilayah Allah, biarlah Ia menjadi penilai, apakah kita harus membelah dadanya untuk mengetahui sejauh mana keikhlasan menghiasi hatinya?
BACA JUGA: Kebaikan dan Dosa, Mintalah Fatwa pada Hatimu
Mari selamatkan amal kita dengan mengerjakan setiap kebajikan karenaNya dan menjauhi kenistaan juga karenaNya.
العمل لأجل الناس رياء ترك العمل لآجل الناس شر ك والإخلاص ان يعافيك منهما
“Beramal karena manusia itu pamrih dan meninggalkan amal karena manusia itu syirik, adapun ikhlas kau selamat dari keduanya,” Fudhail bin Iyadh. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor ,
S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari