MAROKO—Warga Maroko dilaporkan telah mengalami krisis air yang cukup parah. Lantaran kekurangan air yang terus-menerus di Maroko selatan, akhirnya warga pun turun ke jalan dan menggelar serangkaian aksi “demonstrasi lantaran kehausan” yang menarik perhatian raja Maroko.
Melansir laporan Alaraby pada Senin (16/10/2017), sejak awal musim panas penduduk di wilayah kota gurun Zagora telah mengalami kekeringan. Sehingga mereka pun marah karena persediaan air terputus selama berjam-jam – atau bahkan berhari-hari – pada satu waktu.
“Situasi kini cukup genting, pasalnya masyarakat di wilayah ini terus mengalami penderitaan setiap harinya,” kata Jamal Akchbabe, kepala kelompok lingkungan di kota tersebut kepada AFP.
“Satu keluarga di sini akan hidup berhari-hari tanpa air, sementara yang lain tidak punya air selama beberapa jam setiap hari. Dan air ini tidak bisa diminum,” tambahnya.
Dalam upaya untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka atas krisis tersebut, warga mulai mengorganisir demonstrasi damai reguler di kota sekitar 30 ribu peserta.
Awalnya aksi protes yang dilakukan mereka mendapat izin dari pihak berwenang. Namun mulai 24 September lalu, pasukan keamanan mulai memecah sebuah demonstrasi dan menangkap tujuh orang karena ikut dalam aksi demonstrasi tanpa izin,” ujar Atmane Rizkou, seorang aktivis HAM.
Situasinya semakin memburuk ketika warga mencoba menggelar aksi demonstrasi pada 8 Oktober.
“Upaya tersebut langsung mendapat perlawanan ketika polisi masuk ke dalam kota dan menggunakan kekuatan untuk memecah aksi protes tersebut dan menahan 21 orang. Para pemrotes mengalami penindasan, penghinaan dan penghinaan,” pungkas Akchbabe. []