Oleh: Fadh Ahmad Arifan
Penulis adalah Pengajar Aqidah Akhlak di MA Muhammadiyah 2 Malang
fadh_sotoy@yahoo.com
SALAH satu nasihat dari Ustadz Adi Hidayat adalah, “Ketika Anda punya KTA Muhammadiyah, buktikan Anda berkomitmen menjunjung tinggi sifat-sifat yang terlekat pada Rasulullah saw.”
Wawasan muballigh jebolan Islamic Call College di Tripoli, Libya, ini bukan cuma tarikh (sejarah), ulumul Quran dan ulumul hadis, beliau juga paham perkembangan dunia sepak bola. Walau mengaku tidak pernah menonton langsung pertandingan Piala Dunia. Barangkali cukup menonton siaran ulang gol-gol yang berhasil diraih kedua tim yang berlaga.
BACA JUGA: Ketika UAS, Ustaz Adi Hidayat dan UBN Sepanggung dan Ceramah di Hadapan Para Masyekh
Di berbagai pengajiannya, beliau mampu menyebutkan judul kitab, di halaman berapa beserta posisi paragrafnya. Bukan pamer, tapi menunjukkan kehati-hatian. Jarang sekali ada muballigh muda yang mensyiarkan islam berbasis literatur yang kuat. Rata-rata muballigh masa kini gaya ceramahnya monoton, mudah membid’ahkan dan terkadang banyak melucu. Saking lucunya, seorang muballigh tak ubahnya seorang komedian.
Jika dicermati lebih dalam, konten pengajian ustadz Adi Hidayat, ustadz Abdul Shomad MA maupun muballigh-muballigh muda lainnya yang sedang naik daun di youtube, IG dan Facebook tidak menyuguhkan wacana, gagasan atau teori pemikiran Islam yang baru seperti “Tasawuf modern” ala buya Hamka, “Objektifikasi islam” yang digagas oleh Dr. Kuntowijoyo, “Fikih sosial” KH. Sahal Mahfudz atau konsep “Islamisasi ilmu pengetahuan” Prof. Syed Naquib al-Attas.
BACA JUGA: Surat untuk Ustadz Adi Hidayat
Jadi siapa pun tidak perlu memandang sinis terhadap kiprah mereka. “Ustadz apa itu… isi pengajiannya dangkal”. Harap diingat, subyek dakwah mereka adalah generasi muda yang gila kuota internet dan generasi tua yang tidak sempat bisa bertatap muka langsung. Saya beri contoh ibunda dan bibi saya. Usianya diatas 50 tahun. Mereka berdua rutin menyimak pengajian ustadz Adi dan ustadz Abdul Shomad. Adapun ayahanda saya, hanya sesekali. Beliau lebih suka menyimak pengajian Prof. Dr. Quraish shihab di Metro TV dan Prof. Dr. Ahmad zahro M.A yang disiarkan oleh stasiun JTV. Sekali lagi perlu ditegaskan, mengajilah dimana pun dan kapan pun asalkan isinya bermanfaat. Wallahu’allam. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.