TAKBIR kerap dikumandangkan menjelang hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Memang diantara hal-hal yang disunnahkan atau dianjurkan pada hari raya adalah menghidupkan malam hari raya dengan takbiran.
Gema takbir pun pastinya tak asing lagi di kalangan masyarakat muslim, walaupun lafaz takbir itu beragam.
BACA JUGA: Ini Hal-hal yang Perlu Diperhatikan saat Takbiran Idul Fitri
Para ulama dari kalangan Hanafiyah dan Hanabilah menganjurkan bertakbir dengan diawali dua kali takbir.
Berikut ini redaksi takbir yang digunakan oleh ulama Hanafiyah dan Hanabilah :
الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر ، ولله الحمد
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaha ilallahu wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil-hamd
Adapun para ulama dari kalangan Malikiyah dan Syafi’iyah menganjurkan bertakbir dengan diawali tiga kali takbir.
Berikut ini redaksi takbir yang digunakan oleh ulama Malikiyah dan Syafi’iyah :
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر,لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaha ilallahu wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil-hamd
Imam Nawawi di dalam kitab Roudhotu At-Tholibiin wa Umdatu Al-Muftiin menyebutkan bahwa Para ulama juga biasanya menambahkan lafadz takbir dengan redaksi sebagai berikut :
الله أكبر كبيرا، والحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا، لا إله إلا الله، ولا نعبد إلا إياه، مخلصين له الدين ولو كره الكافرون، لا إله إلا الله وحده، صدق وعده ونصر عبده وهزم الأحزاب وحده، لا إله إلا الله والله أكبر
Allahu akbar kabira wal hamdulillahi katsira wa subhanallahi bukrata wa ashilaa, laa ilaha illahu wa la na’budu illa iyyahu, mukhlishina lahud-diin wa lau karihal kafiruun, laa ilaha illahu wahdah, shadaqa wa’dah wa nashara abdah wa hazamul ahzaba wahdah, laa ilaha ilallah wallahu akbar
Bertakbir atau takbiran di hari raya juga termasuk sunnah Rasulullah ﷺ dan juga termasuk syiar agama islam. Para ulama pun telah sepakat bahwa bertakbir atau takbiran pada hari raya itu termasuk sesuatu yang disyariatkan dalam islam.
Takbir disunnahkan bagi laki-laki dan para wanita. Baik di masjid, rumah maupun di pasar. Para lelaki dianjurkan meninggikan suaranya, sedangkan kaum wanita merendahkan tidak meninggikan suaranya. Karena wanita diperintahkan untuk merendahkan suaranya. Oleh karena itu Nabi ﷺ bersabda:
إذا نابكم شيء في صلاتكم فليسبح الرجال ، ولتصفق النساء
“Kalau kalian akan mengingatkan dalam shalat, maka hendaknya bertasbih bagi lelaki dan menepuk tangan bagi wanita.”
Para wanita merendahkan suaranya sementara para lelaki meninggikan suaranya.
Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm mengatakan, “Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman di bulan Ramadan, ‘‘Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.” (QS. Al-baqarah: 185)
BACA JUGA: Ini Bacaan Takbiran Idul Fitri Lengkap dengan Artinya
Dalil yang menganjurkan untuk bertakbir pada hari raya itu jumlahnya banyak. Baik dalil dari Alquran maupun Hadis.
1 Dalil Alquran
Adapun dalil dari Alquran diantaranya adalah surat Al-baqarah ayat 185 dan 203 serta surat Al-hajj ayat 28.
ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS AL Baqarah: 185)
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
“Dan berdzikirlah dengan menyebut nama Allah pada hari yang berbilang.” (QS Al Baqarah: 203)
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
“Mereka berdzikir menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (QS Al Hajj: 28)
2 Dalil Hadis
Sedangkan dalil hadis, salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnadnya :
ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه من العمل فيهن من هذه الأيام العشر فاكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
“Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan di tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.”
Diriwayatkan pula dari Said bin Musayyab, Urwah bin Zubair, Abu Salamah, Abu Bakar bin Abdurrahkan biasanya mereka bertakbir malam Idul Fitri di Masjid dengan mengeraskan suara takbir.
Dari Urwah bin Zubair dan Abu Salamah bin Abdurrahman diriwayatkan bahwa keduanya biasanya mengeraskan takbir ketika berangkat ke tempat shalat.
Dari Nafi’ bin Jubair biasanya beliau mengeraskan takbir ketika berangkat ke tempat shalat pada hari Id.
Terdapat riwayat dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, biasanya beliau berangkat ke tempat shalat pada hari raya Idul Fitri ketika matahari terbit. Beliau terus bertakbir hingga tiba di tempat shalat Id. Di tempat shalat, beliau tetap bertakbir hingga imam duduk. Ketika itu beliau meninggalkan takbir. []
SUMBER: ISLAMQA | RUMAH FIQIH