KITA berada di dunia ini tentu sudah menjadi takdir. Apa itu? Takdir merupakan ketetapan yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita. Dan kita harus menerima takdir yang diberikan oleh-Nya. Baik takdir itu menyenangkan hati kita atau pun tidak.
Terkadang, banyak orang yang menyalahgunakan kata takdir. Seperti halnya, seseorang menjadi pemalas, ia berkata bahwa itu takdir. Ya, itu takdir, tapi tidak semua takdir menetap, seperti kita ditakdirkan jadi perempuan atau lelaki. Takdir dalam hal tersebut bisa kita ubah.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a,” (HR. Turmudzi dan Hakim).
Kita memang tidak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi sebab waktu memang diciptakan tidak bisa mundur. Yang dimaksud mengubah takdir di sini ialah mengubah takdir di masa mendatang. Lalu bagaimana cara kita mengubah takdir?
Pertama, dan hal ini merupakan yang paling utama ialah dengan berdo’a. Allah yang menetapkan takdir kita, maka Allah memiliki kuasa untuk mengubahnya, artinya takdir baru bagi kita. Mengubah takdir artinya Allah menggantinya dengan takdir baru. Tetap, Allah yang menetapkan takdir.
Silahkan berdo’a. Sebab dengan terus berdo’a maka hal itu akan mengantarkan kita pada kehidupan yang lebih baik di dunia dan mengharapkan kebaikan juga di akhirat. Berdo’a itu penting dan harus dilakukan serius, jangan asal. Luangkan waktu dan hati untuk benar-benar bedo’a. Bukan hanya komat kamit sekilas tanpa menghadirkan hati bahkan tidak memahami apa yang dikatakan.
Do’a tanpa tindakan percuma? Tidak, kadang ada kondisi dimana kita tidak bisa bertindak lagi, maka berdo’alah. Kadang, kita bingung mau bertindak apa? Berdo’alah. Anda sudah berusaha dan sedang bertindak, maka berdo’alah. Mudah-mudahan Allah membimbing langkah kita. Termasuk membuka pikiran untuk melakukan sesuatu.
Kedua adalah bersedekah. Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat mengubah takdir yang mubram,” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad).
Bisa jadi Anda akan celaka atau mengalami kerugian, namun bisa jadi tidak terjadi karena Anda melakukan sedekah. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan sedekah, mudah-mudahan kita terhindar dari takdir-takdir yang tidak kita sukai dan diubah oleh Allah menjadi takdir yang menambah kebaikan bagi kita.
Ketiga adalah bertasbih. Ada hadis yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda, “Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu?” Para sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasululullah.” Rasul bersabda, “Yaitu do’a “Dzun-Nun: ‘La ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadh-dholimin (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk di antara orang-orang yang dholim)’,” (HR. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).
Keempat ialah dengan bershalawat. Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala shalawatnya untuk Rasulullah ﷺ. Maka Rasul berkata kepada orang tersebut, “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni,” (HR. Imam Ahmad At-Tabroni).
Punya kesedihan, teruslah bershalawat. Rasulullah ﷺ pastilah menjadi orang yang mendapatkan keselamatan. Namun balasan karena kita rajin bershalawat akan kembali kepada kita. Di antaranya dilenyapkannya kesedihan kita. Shalawat juga sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah ﷺ.
Jadi, jangan pernah berhenti berdo’a dan berusaha. Seburuk apa pun kondisi saat ini, semuanya masih bisa berubah. Bagaimana pun pahitnya pengalaman kita di masa lalu, masih bisa berubah. Optimis selalu Anda bisa mengubah takdir Anda menjadi lebih baik.
Tidak ada lagi alasan, semua kelemahan, kesedihan, dan kemiskinan adalah sudah menjadi takdir. Mungkin, yang lalu biarlah berlalu, itu sudah takdir kita. Sekarang, kita masih memiliki harapan agar Allah mengubah takdir pahit menjadi takdir manis.
Harapan itu masih ada, berdo’alah dan teruslah berusaha. []
Sumber: http://www.motivasi-islami.com/