APA yang terjadi di dalam hidup kita sudah ditakdirkan Allah SWT. Takdir dalam Islam adalah salah satu yang wajib diimani. Apapun yang terjadi di dalam hidup seorang muslim, sudah pasti ada hikmah di baliknya.
Secara bahasa, takdir berasal dari kalimat Qoddaro – Yuqoddiru – Taqdiiroon artinya ketentuan, ukuran, ketetapan, rumusan, untuk referensi.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Furqaan ayat 2:
ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا
Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”
Takdir dalam Islam; Pengertian dan 2 Jenisnya
BACA JUGA: 4 Makna Beriman kepada Takdir Allah SWT
Mengutip M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat, kata takdir (takdir) terambil dari kata qaddara berasal dari akar kata qadara yang antara lain berarti mengukur, memberi kadar, atau ukuran, sehingga jika kita berkata, “Allah telah menakdirkan demikian,” maka itu berarti Allah telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal makhluk-Nya.
Al-Raghib mengatakan: “qadar berarti kemampuan atau penguasaan ilmu, yang mencakup juga kehendak. Dengan qadar tersebut terwujud sesuatu yang sesuai dengan pengetahuan dan kehendak tersebut.”
Takdir dalam Islam menurut istilah, dapat diartikan sebagai suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah Swt., baik aspek struktural maupun aspek fungsionalnya, untuk undang-undang umum atau kepastian-kepastian yang dikaitkan di dalamnya, antara sebab dan akibat (causaliteit).
Sehingga seluruh ciptaan ini mampu atau dapat berinteraksi antara yang satu dengan yang lain, yang kemudian melahirkan kualitas-kualitas atau kejadian-kejadian tertentu.
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman.
Penjelasan tentang takdir dalam Islam hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah SWT melalui Alquran dan hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir dalam Islam sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
Namun jangan salah, orang yang beriman kepada takdir dengan sebaik-baiknya iman, justru akan lebih giat berusaha dan berjuang dalam menjalani kehidupannya, mengutip dari Jurnal Mudarissuna Intitut Agama Islam Negeri Metro. Sebab tanpa adanya usaha dan perjuangan sesuai tujuan, apapun hal yang diinginkan tidak akan tercapai.
Selain itu, manusia juga harus berpijak pada Sunnatullah. Dengan memahami takdir dalam Islam dalam bentuk yang tepat, manusia akan terhindar dari kejerumusan berupa bencana ataupun kesengsaraan.
Maka dari itu, seseorang harus beribadah, berusaha, serta berjuang dengan bertumpu pada Sunnah yang telah ditetapkan oleh Allah. Upaya tersebut agar cita-cita yang sedang diperjuangkannya dapat tercapai sesuai dengan rencana tanpa keluar dari ajaran agama.
Takdir dalam Islam; Pengertian dan 2 Jenisnya
Takdir dalam Islam sendiri terbagi menjadi dua macam. Hal ini dikemukakan oleh para ulama. Kedua takdir dalam Islam tersebut adalah takdir mubram dan takdir mu’allaq. Berikut penjelasannya:
1. Takdir Mubram
Macam takdir dalam Islam yang pertama yaitu takdir Mubram. Takdir Mubram adalah suatu ketentuan yang bersifat pasti dan tidak dapat diubah oleh siapapun.
Ini juga dikenal dengan takdir mutlak, seperti contoh bahwa takdir manusia pasti mati. Kematian adalah salah satu rahasia terbesar dalam kehidupan manusia. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan ia akan mati, dan dalam keadaan bagaimana ia akan mati.
Tapi, siapapun manusia itu pasti akan mengalami kematian, “Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.(Yasiin:38).
Takdir dalam Islam; Pengertian dan 2 Jenisnya
BACA JUGA: Alasan Pria Ditakdirkan Menjadi Pemimpin
2. Takdir Muallaq
Macam takdir dalam Islam yang kedua yaitu takdir Muallaq. Takdir Muallad adalah suatu ketentuan berdasarkan situasi dan kondisi, seperti jika seseorang rajin belajar, maka ia akan pandai. Tapi, jika ia malas, maka ia akan bodoh.
Orang yang rajin bekerja akan kaya, dan yang malas berusaha akan miskin, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Rad:11).
Takdir Muallaq masih dapat berubah melalui upaya, ikhtiar, dan doa sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Manusia diwajibkan mempergunakan tenaga, akal pikirannya untuk berusaha mencapai kehendak dan keinginan disertai dengan segala syarat-syarat dan perhitungan sebab-akibat. []