Oleh: Felix Y Siauw
KATAKANLAH: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). – QS Al-Kahfi: 109.
Begitulah ajakan Allah untuk senantiasa mendalami kalimat-kalimat-Nya. Sebab kita takkan pernah memahami keseluruhan darinya, bahkan tidak sebagian kecil atau bahkan secuil darinya.
Kita merasa bahwa kita sudah memahami Al-Fatihah, yakni mengerti maksudnya, membaca tafsirnya, menangis ketika kita membacanya dalam shalat kita.
Tapi mendadak, kita disuguhkan pengetahuan baru tentang surat yang sama, bahkan pengetahuan yang sama sekali baru tentang satu ayatnya seolah tak kita tahu sebelumnya.
Dan kita mulai berkata kepada diri kita sendiri, “Kok bisa-bisanya tahun demi tahun berlalu, sementara kita belum memahami hal ini”. Allahuakbar. Dan kita pun sadar kelemahan kita.
Allah punya cara tersendiri untuk mengenalkan keagungan-Nya pada kita, tak akan pernah usai, berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain, tak sama dari orang yang satu dan orang lain.
Karenanya Allah sampaikan, Allah tidak memberikan kita ilmu kecuali hanya sedikit? Mengapa? Sebab takkan mampu kita untuk memahami kesemuanya, duhai lemahnya kita.
Dan tahukah kawan? Bulan Al-Qur’an itu sedang mendekati, membawa banyak berkah bagi siapapun yang meminta. Limpahan ilmu langsung dari Allah Sang Pengajar terbaik.
Entah apa yang akan Allah berikan kepada kita, tak sabar kita menantinya, entah bagian apalagi dari Al-Qur’an yang akan kita sadari, kita syukuri, kita tangisi pada Ramadhan kali ini.
Duhai Allah, sayangi kami dengan Al-Qur’an, jadikanlah ia sebagai petunjuk kami, berikan pada kami kefaqihan dalam agama ini, agar selamat hidup kami di dunia.
Marhaban Yaa Ramadhan. []