JIKA ditanya apakah seseorang ingin kaya atau miskin, sudah pasti menjawab kaya. Punya banyak harta memang tidak dilarang agama, meski demikian kita tak boleh bersifat rakus dan tamak dengan harta. Tak peduli halal haram dan berani korupsi demi memperkaya diri bersiap-siaplah untuk menerima azab dari Allah SWT.
Agama Islam mengajarkan umat manusia untuk tidak tamak. Sebaliknya, Islam mengajarkan untuk senang berbagi dengan sesama.
Syekh Ibnu Atha’illah dalam Kitab Al-Hikam menyampaikan tamak atau rakus adalah sumber kehinaan.
BACA JUGA:Â Kisah tentang Ketamakan
“Tidak tumbuh dahan-dahan kehinaan, kecuali dari benih ketamakan.” (Syekh Ibnu Atha’illah, Al-Hikam)
Terjemah Al-Hikam karya Ustadz Bahreisy menambahkan penjelasan perkataan Syekh Ibnu Atha’illah tersebut dengan berbagai riwayat. Menurutnya, sikap tamak ini dikatakan juga sebagai bibit segala macam kehinaan atau kerendahan.
Abu Bakar Al-Warraq Alhakiem mengatakan, seandainya sikap tamak itu dapat ditanya-tanya. Jika tamak ditanya, siapakah ayah kamu? Tamak menjawab, ragu terhadap takdir Allah.
Jika tamak ditanya, apa pekerjaan kamu? Tamak menjawab, merendahkan diri. Jika tamak ditanya, apa tujuan kamu? Tamak menjawab, tidak mendapat apa-apa.
Dikisahkan, Sayyidina Ali bin Abi Thalib baru memasuki masjid Jami di Basrah, Irak. Ia melihat banyak orang sedang memberi ceramah di masjid.
Kemudian Sayyidina Ali memberi pertanyaan kepada mereka, tapi mereka tidak memberikan jawaban yang tepat. Kemudian mereka tidak diperkenankan memberikan ceramah.
Sayyidina Ali selanjutnya sampai ke Majelis Al-Hasan Al-Basry. Sayyidina Ali berkata, “Hai pemuda, aku akan bertanya, jika kamu dapat menjawabnya silakan terus mengajar di sini. Tapi, bila tidak bisa menjawabnya, jangan lanjutkan mengajar di sini.”
BACA JUGA:Â Cara Mengobati Rakus dan Tamak
Al-Hasan menjawab, “Tanyakan apa saja sekehandak kamu.”
Sayyidina Ali bertanya, “Apa yang dapat mengukuhkan agama?” Al-Hasan menjawab, “Menjaga diri atau menjauhkan diri dari sesuatu yang syubhat dan haram.”
Sayyidina Ali bertanya, “Apa yang dapat merusak agama?” Al-Hasan menjawab, “Tamak atau rakus.”
Sayyidina Ali berkata, “Kamu boleh tetap mengajar di sini. Orang seperti kamu dapat memberi ceramah kepada orang-orang.” []
SUMBER: REPUBLIKA