NAPOLEON membawa Prancis menjadi negara kuat, menguasai hampir seluruh daratan Eropa, mencekam Rusia dan Afrika Utara.
Dalam setiap front pertempuran, musuh selalu dipecundanginya; Belanda, Belgia, Jerman, Spanyol, dan sebagainya.
Pada masa jayanya, pasukan Napoleon merupakan kekuatan hebat tak terkalahkan. Disegani kawan dan ditakuti lawan.
Tapi sehebat-hebatnya manusia, tetap ada titik lemahnya. Napoleon kalah dan dibuang ke Pulau Elba.
BACA JUGA:Â Dahsyatnya Letusan Gunung Tambora Hingga Dunia Percaya Itu Kiamat
Sekembalinya dari pembuangan, Napoleon mempersiapkan diri untuk mengembalikan kejayaan yang pernah diraihnya.
Para pemimpin negara Eropa gusar mendapati kenyataan ini, sehingga mereka bahu-membahu untuk menghadang tentara Prancis di bawah kekuasaan Napoleon yang dianggap haus kekuasaan.
Napoleon tahu betul negara-negara Eropa bersekutu, bersekongkol untuk melawannya. Tapi Napoleon yakin mampu mengalahkan kekuatan sekutu Eropa yang menentangnya. Yakin dengan kesiapan pasukan Prancis yang kaya pengalaman mampu memukul mundur lawan-lawannya.
Pada Juni 1815 Napoleon mempersiapkan diri, menginterupsikan pasukan Prancis untuk bertempur.
Waterloo, dataran rendah Belgia menjadi saksi atas kesiapan Prancis menghadapi perang. Stategi militer, alat-alat tempur, dan logistik perang sudah siap dengan matang.
Siapa yang akan mereka hadapi?
Inggris, salah satu kerajaan terkuat di Eropa. Juga gabungan Belanda dan Prusia.
Pertempuran hebat antara Perancis melawan Inggris, Belanda dan Prusia siap meletus, menguras keringat, menumpahkan darah, dan meregang nyawa.
***
Di belahan bumi lain, di sebuah negeri antah barantah.
Sebulan sebelum perang antara Prancis melawan Inggris dan sekutunya, sebuah gunung api meletus hebat. Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang puncaknya terjadi pada 10-15 April 1815.
Letusan Gunung Tambora menurut para ahli, merupakan yang terdahsyat sepanjang 10.000 tahun terakhir.
Daya ledaknya 1.000 megaton TNT, atau enam kali lipat letusan Gunung Krakatau, atau sekitar enam juta kali lipat letusan bom atom di Hirosima Jepang.
Ledakan dahsyat ini menyebabkan gema suara yang menggelegar hingga sejauh 2.500 KM. Abu berterbangan hingga mencapai jarak sejauh 1.300 KM. Terbang hingga Afrika dan memengaruhi iklim Eropa. Gelap, pekat, dan mengerikan.
BACA JUGA:Â Makkah akan Terus Menjadi Tanah Mulia hingga Hari Kiamat
Bulan Juni, biasanya Eropa musim panas. Tapi akibat letusan dahsyat Gunung Tambora, yang terjadi di Eropa malah sebaliknya. Iklim berubah dari musim panas menjadi musim dingin dan turun salju.
Perubahan iklim ini mengagetkan Napoleon dan para jenderal terbaiknya. Mereka tidak membawa peralatan musim dingin seperti jaket, kupluk, sarung tangan, sepatu, dan alat penghangat. Selain itu kereta-kereta penghela meriam tempur tidak bisa bergerak karena terjebak lumpur salju.
Sementara pasukan Inggris yang berkoalisi dengan Belanda dan Prusia lebih dekat ke lokasi pertempuran, sehingga dapat menyiapkan pelengkapan menghadapi musim dingin dengan segera.
Pertempuran pun terjadi.
Hasilnya sudah bisa ditebak, Inggris dan konconya jadi pemenang.
Tapi jangan terlalu bangga, karena Inggris terlebih dahulu harus menghaturkan terimakasih ke Indonesia. Sebab gara-gara Gunung Tambora di Indonesia-lah mereka bisa mengalahkan Prancis.
Mestinya, Inggris sungkem ke Indonesia.
Kalau ini gejala alam, sungguh ada banyak sekali peran Indonesia dalam peradaban dunia. Mari kita duduk bersama pada saatnya. []